OCT 20, 2015@20:05 WIB | 8,913 Views
Membeli mobil bekas (mobkas) merupakan salah satu investasi yang menguntungkan. Namun, hal tersebut dapat berlaku sebaliknya jika Anda tidak cermat dalam membeli mobkas. Salah satu cara curang pedagang mobkas meraup untung berlipat adalah dengan mengakali angka pada odometer.
Seperti diketahui, membeli mobil bekas dengan kondisi prima dibutuhkan dana yang lebih besar. Angka odometer yang lebih kecil juga dapat menjadi acuan para penjual mobkas untuk mendongkrak harga. Disinilah para pedagang yang tidak jujur melakukan aksinya guna mendapatkan untung yang lebih besar.
Pada mobil lansiran lawas, panel odometer masih menggunakan sistem analog. Hal ini sedikit membantu Anda yang berniat untuk membeli mobkas, dikarenakan odometer yang telah dicurangi dapat diketahui dengan bantuan kaca pembesar. Namun, kondisinya berbeda dengan odometer digital pada mobil baru.
Halomoan Fischer, COO Mobil 88 menuturkan, "Banyak orang beranggapan bahwa membeli mobkas dengan sistem odometer digital sudah aman karena tidak dapat diputar layaknya odometer analog. Tapi kini para pedagang nakal bisa mengakali odometer dengan sebuah software, sehingga untuk mobil menjadi sangat sulit."
Adapun hal tersebut tidak serta merta tidak bisa diantisipasi. Menurut Fischer, cara lain untuk melihat seberapa jauh sebuah mobil telah berkendara yakni dengan melihat kode produksi ban. Cara lainnya adalah dengan melihat kondisi kulit jeruk pada setir, jika bagian tersebut sudah hilang maka dapat dipastikan mobil yang anda incar telah menempuh perjalanan jauh atau bahasa pedagang adalah "mobil capek".
Cara lain untuk mengantisipasi kecurangan pedagang mobkas adalah melihat kondisi jok supir. Jok yang amblas berarti mobil tersebut termasuk mobil yang capek. Kondisi mobil berjenis MPV dengan odometer normal sendiri adalah 20-25 ribu kilometer pertahun. Sedangkan, untuk mobil-mobil high end berkisar 10-15 kilometer pertahun. [dw/timBX]