OCT 01, 2019@15:46 WIB | 1,341 Views
BlackOut Loud yang menjadi bagian dari BlackAuto Battle Warm Up Jakarta 2019 telah berlangsung dan menyisakan muka-muka lama di kontes car audio tersebut. Mihama dengan Mitsubishi Grandish sebagai juara bertahan akhirnya harus mengaku kalah dari Honda Jazz merah milik Omega yang merebut juara I dengan total nilai 317,4 point.
Sedangkan Grandish Hitam langganan juara menempati posisi kedua, dengan 312,8 point. Dan Honda Jazz dari tim MJM/Meloncrot dengan settingan konservatif (main pasif) menempati posisi ketiga dengan 308,4 point. Faktanya, nilai desible yang cukup tinggi dari tim Meloncrot menyamai nilai tim Omega dengan Honda Jazz Merah dengan 142,4 dB.
Dengan sedikit perubahan, Mitsubishi Grandish yang sebelumbya menjadi juara I, tetap mempertahankan setingan sejak dari BlackOut Loud Warm Up 2019 di kota Malang. "Setelah tahu kelemahannya, kita berusaha untuk setting kembali untuk lebih baik. Selain itu hasil 139,8 dB juga ditentukan dari bentuk box dari panjang lebar dan dimensi, dan Part juga menentukan," jelas Wisnu kepada tim Blackxperience.com.
Dirinya sudah menemukan kelemahan pada Grandish, antara lain corong subwoofer yang terpaut 5 cm, dari dudukan Jazz Putih. Ukuran term Lab yang terpaut 30 cm, menjadikan hasil yang berbeda.
"Saat membunyikan bass paling kencang, menggunakan test tone, suara frekwensi tertinggi untuk dibunyikan. Mulai dari frekwensi 50 ke 51 hingga ketemu titik maksimal dari subwoofer berbunyi. Setelah ketemu titik tertinggi baru kemudian diaplikasikan saat perlombaan, intinya tidak boleh meleset," jelas Wisnu, dengan mengatur Pre Amp, Head Unit atau melalui proccesor.
Wisnu berharap kompetitor menjadi lebih bagus. "Kami melihatnya bukan musuh, melainkan contoh untuk meraih yang lebih baik," cetus Wisnu.
Ada 4 peserta, selain 2 mobil tim Omega Soundwork, 1 mobil tim Meloncrot. Peserta terakhir adalah Venas dari tim Styling dengan Suzuki Ertiga Putih, yang menghasilkan 305,8 point. Keempat peserta berkompetisi untuk mendapatkan edukasi terkait kualitas, skill dan makin hari makin membaik dan persaingan menjadi cukup ketat.
"Kompetisi ini mengasah peserta untuk memperbaiki skill tuning. Jadi dengan berkompetisi, pembelajaran makin baik. Dengan menggunakan prosesor bisa mensetting EQ, Crossover, secara digital. Hal ini mempermudah untuk fine tuning. Namun bila bermain pasif tanpa processor, cukup sedikit peluang memperbaiki setting," papar Maslim, juri Audio BlackOut Loud yang mengajurkan penggunaan Digital Signal Processor (DSP).
Ruang lingkup modifikasi audio jumlah pesertanya dirasakan tetap meski berkurang jumlah pesertanya. "Saat ini masih ada harapan, celah untuk bangkit mungkin menunggu pemerintahan baru. Kelas car Audio yang premium mungkin lebih bergeser ke daily use, karena kondisi saat ini mereka lebih menahan untuk tidak berbelanja. Dan wilayah Indonesia terdiri dari banyak asosoasi car audio competition, EMMA, MECA, USACI, CAN, IASCA, dan BlackOut Loud. Disitu dapat diilhami pemain car audio terpecah konsentrasinya untuk beradu SQ dan SQL di dua tempat Cikarang dan Bandung," jelas Maslim.
"Selepas itu, gelaran car audio contest yang diselenggarakan oleh berbagai asosiasi. Kami berharap di akhir tahun nanti, gelaran BlackOut Loud menjadi lebih ramai. Kami memaklumi banyak pemain yang sedang mengejar poin di kontes audio lain yang sudah terlanjur mereka ikuti," tutup Maslim. [Ahs/timBX]