OCT 10, 2016@19:14 WIB | 32,157 Views
Buel Blast sejatinya merupakan sebuah moge retro kelahiran Amerika Serikat. Namun bagi 32CustomDjakarta mereka ingin memadukan unsur style Jepang yang eksotis pada motor ini. Jadilah sebuah Buell Blast Chopper. 32CustomDjakarta mulai membangun Buell Blast pada tahun 2015. Terlahir dengan desain sportbike 500 cc versi pabrikan, tidak membuat sang arsitek mati langkah dalam membangun ulang menjadi motor benar-benar baru.
Menurut Erwan sang Owner 32CustomDjakarta, Buell Blast Chopper ini salah satu karya fenomenalnya. Di bengkel yang beralamat di Kemang Selatan, Jakarta Selatan ini, awalnya Buell Blast hanya seonggok mesin yang dibeli oleh customernya dari USA.
Dalam pembuatannya konsep yang diinginkan Erwan adalah sebuah motor chopper dengan aliran Japanese Style dengan karakter kurus dan ramping. "Motor gaya sportbike yang dibangun dengan sasis dan kaki-kaki dengan aliran Chopper, mungkin ini satu-satunya di Indonesia," jelas Erwan.
Sepintas kalangan awam melihat, Buell Blast seperti mesin motor Harley Davidson (HD), tapi dengan satu silinder. Meski mirip dengan mesin HD, ternyata Buell Blast dilahirkan dari tangan pembalap cafe racer Erick Buell, era 1980-an.
"Basic mesinnya Buell Blast tahun 2002, saya membangun pelan-pelan dari sketsa. Untuk jok, sasis dan roda, benar-benar diukur dari postur pemilik motor. Kemudian dilanjut membuat frame dan kaki-kaki. Dilanjutkan ke proses pengecatan dan berakhir finishing," terang dia.
Saat pembuatan sasis digunakan pipa ukuran 2 milimeter. Kemudian pengerolan dengan alat, menggunakan jig dan dilas paten. Erwan cukup memperhatikan bagian jok yang nyaman sesuai dengan postur dan posisi lebar stang sesuai dengan jangkauan tangan pengendara.
Pada bagian roda belakang penggerak awalnya menggunakan belt, kemudian dirubah berbahan rantai dan gir depan menggunakan milik sporster. Sedangkan gir belakang custom, Erwan membuatnya dibantu oleh tukang bubut.
Bagian yang dirasakan paling sulit bagi Erwan adalah saat membangun mesin. Saat mesin dipasang di sasis dan berhasil dinyalakan dan tidak lama kemudian mesin mati total. Saat di bongkar ternyata klep bengkok dan pompa oli macet. Untuk menghidupkan kembali, Erwan mencangkok dan mengaplikasikan sparepart milik HD Sporster yang lebih mendekati jenisnya. Kesulitan kedua adalah memilih sparepart limbah yang cocok, agar budget tidak membuat kantong tipis customer.
Untuk urusan pengapian. Erwan mencangkok CDI, spull dari Yamaha Mio. Cukup dengan menset timing, aliran listrik ke mesin menjadi stabil. Sedangkan sektor kaki-kaki didukung velg depan menggunakan ring 21, dan tromol dari CB 200. Ban depan menggunakan avon speedmaster. Ban belakang Avon MK2 dengan ring 18. Sedangkan bagian suspensi depan menggunakan XL 1200 Sporster.
Stang, jok, spakbor dan muffler custom by Erwan. Untuk tangki dicangkokan dari motor Zundapp 50 CC buatan Jerman. Jantung motor menggunakan karburator milik sporster dengan modifikasi corong udara. Kiprox menggunakan regulator original.
Pengereman belakang custom, menggunakan master dari KTC, kaliper milik sporster dan brackless untuk bagian depan. Lampu depan menggunakan TT&Co Jepang, footstep custom, sissy bar custom. Pengecatan menggunakan bahan dan finishing duppont.
Ditanya tentang tips modifikasi, Erwan menyarankan niat yang teguh dan konsep yang jelas. Kalau keduannya jelas, durasi waktu cukup dibutuhkan sekitar 1,5 bulan.
"Membangun chopper itu tidak terlalu pusing dan simple. Ada niat dan konsep yang jelas, tinggal diaplikasikan. Buat saya cukup simple, ciptakan modifikasi motor sesuai pribadi pengendara," tutup Erwan yang memulai debut 32customdjakarta sejak Agustus tahun 2009. [Ahs/TimBx]