SEP 09, 2024@18:53 WIB | 901 Views
Waktu kami berkunjung ke Bandung, salah satu workshop yang harus kami kunjungi adalah Yasashii Garage. Workshop yang satu ini punya personalisasi mengadirkan karya klasik yang direstorasi hingga satu saat motor kustom dibikin untuk gubernur Jabar Ridwan Kamil. Banyak motor dibuild dan menginspirasi builder lain, untuk bikin motor serupa. Ide-ide segar, lahir dari seorang builder Frangky Mory.
Emang suka dengan kultur Jepang. Maka Yasashii Garage berdiri tahun 2006. menggunakan dua huruf i dibelakang yang berarti baik. Semetnara dengan akhiran 1 huruf i artinya bagus. Frangky Mory berharap nama Yasashii Garage tetap konsisten menghasilkan karya modifikasi yang baik.
Pada masanya, Frangky adalah lulusan kampus di Bandung dengan jurusan administrasi niaga. Maka dua basic yang dimilikinya, menjadi dasar bagi Frangky untuk mengembangkan bengkel custom dengan motor-motor kecil saat itu.
"Mengapa motor kecil, karena tahun itu kita mampunya motor kecil, menyesuaikan market Indonesia sih lebih tepatnya. Saat itu motor CB100, dan boleh gw klaim dong bahwa Yasashii Garage adalah workshop kustom kulture pertama di Indonesia yang menggarap market motor kecil, dimulai sejak 2006," terang Frangky Mory ke tim Blackxperience.com.
Seiring waktu berjalan, Yasashii Garage telah melewati fase panjang dunia kustom kultur di Indonesia hingga 17 tahun. Fase basic, fase intermediate dan fase Peak sudah dilewati. Kunci dari keberhasilan Yasashii terletak pada konsistensi berkarya, dan passion.
"Bikin bengkel kustom harus punya dua modal, konsistensi dan passion. Tidak bisa hanya melulu pada money oriented (peluang bisnis). Kebetulan saya juga painter, paintstripe, jadi seluruh motor yang keluar dari Yasashii Garage, grafisnya melalui saya," aku Frangky seorang builder sekaligus artisan.
Triump T100 tahun 1960 Dibangun Cukup Kalcer
Sekedar info, Triumph T100 didesain untuk race. Ditangan kreatif bro Fanky, T100 dibangun ulang melalui kustomisasi. Mulai dari sasis, fender, gastank, jok, knalpot hingga stang sudah dikastem.
"Setiap motor dikastem, pastinya punya acuan. Kalau tidak untuk kontes (show), peruntukan daily dan kelas daily tapi bisa kontes. Untuk show paling cepat pengerjaan 1 tahun. "
Secara prinsip Frangky menjelaskan siapa tamu (kustomer), dan siapa tuan rumah (builder). "Setiap Kustomer yang datang bukan sebagai raja, Saya sendiri yang jadi raja, karena secara prinsip mereka butuh karya saya," cetusnya sambil tertawa.
Baca Juga : Kustom Kulture : Kastemisasi Roda Dua ke Ranah Culture
Menyambung ke motor daily, menurutnya pengerjaan kastemisasi cukup 3 bulan saja. Sementara motor yang dua alam, daily dan show bisa mengambil waktu pengerjaan 6-8 bulan. Pengalaman dan jam terbang dalam membuat motor kastem, punya skala prioritas tersendiri tergantung kastomer.
"Main motor klasik itu, ada uang belum tentu ada barang. Bisa 2-3 tahun untuk menunggu part enginenya. Walhasil motor era klasik harus melahirkan nilai estetika, yang fungsional terlahir di motor baru," tambahnya.
Karya-karya Frangky terinspirasi dari majalah otomotif lifestyle Jepang seperti Easy Bike berkiblat Amerika, dan Street Bike yang berkiblat Jepang. Munculnya referensi tersebut lahir diera 90-an, karena saat itu anak-anak muda Jepang sedang mengadopsi kebudayaan custom culture dari Amerika tahun 90-an awal.
Menurutnya, kondisi di Indonesia custom culture baru masuk tahun 2000an secara masif. Seperti case, Hot rod dan Red Rod lahir dari Amerika dan diadopsi di Jepang, hingga lahirlah builder tahun 2000an. Frangky Mory membawa Yasashii Garage membidangi sebagai builders dan terus berkarya hingga sekarang.
Secara generasi kastem kalcer, Generasi Pertama adalah golongan builder seperti Binky dari Biker's Station di Jakarta. Ada juga Bimo Custombikes yang keduanya memang lahir di era tahun 90-an, juga dari Jakarta. Nah generasi kedua lahir di era 2000-an keatas. Jadi Yasashii Garage adalah generasi kedua kastem kalcer (Kustom Kulture) yang tetap bertahan dengan karya-karya modifikasinya hingga sekarang.
Workshop Yasashii beralamat di Jl. Sribentang No.33 RT/RW 03/02, Cigereleng, Kec. Regol Kota Bandung Jawa Barat.[Ahs/timBX]