AUG 04, 2024@14:30 WIB | 14 Views
Dengan tarif tinggi bagi produsen mobil China yang mulai berlaku bulan lalu, dengan pungutan hingga 38 persen yang dikenakan pada kendaraan listrik bertenaga baterai, tantangan bagi merek-merek timur adalah menjual sebanyak yang mereka bisa.
Dan mereka berhasil menjual, dengan produsen mobil China berhasil menguasai 11 persen pangsa pasar kendaraan listrik Eropa pada Juni 2024, yang memecahkan rekor. Mobil yang dijual sebelum 5 Juli dapat dilakukan tanpa harus mematuhi bea tambahan, yang mengharuskan dealer menawarkan rencana sewa dan diskon yang menarik. Pada bulan Juni, produsen mobil China mendaftarkan lebih dari 23.000 kendaraan listrik di seluruh Eropa.
Perhitungan bea masuk Komisi Eropa didasarkan pada penyelidikan terhadap dampak subsidi pemerintah China yang diberikan kepada produsen kendaraan listrik. Oleh karena itu, Komisi Eropa menemukan bahwa SAIC, pemilik MG, adalah salah satu penerima bantuan keuangan negara yang paling produktif, dan komisi tersebut mengenakan bea masuk yang paling menonjol: sebesar 38,1 persen ditambah 10 persen tambahan yang ditambahkan ke semua kendaraan listrik impor.
Jelas bersemangat untuk memanfaatkan peluang, SAIC mencatat lonjakan impor terbesar. Data dari JATO Dynamics mengungkapkan bahwa 13.366 MG terdaftar pada bulan Juni. Namun, menurut laporan dari Bloomberg, 40 persen MG4 yang terdaftar pada bulan Juni adalah pendaftaran mandiri oleh dealer.
BYD, yang mencatat penjualan hampir 4.000 unit di seluruh Eropa pada bulan Juni, akan dikenai bea tambahan sebesar 17 persen. Penjualan kemungkinan besar didorong oleh kampanye seputar Kejuaraan Sepak Bola Eropa UEFA di Jerman, meskipun penjualan kendaraan listrik di seluruh negeri baru-baru ini menurun menyusul berakhirnya insentif secara tiba-tiba.
Sementara Jerman telah menghentikan skema insentif kendaraan listrik, pemerintah Italia telah memutuskan untuk menerimanya. Program baru ini merupakan hasil dari penjualan baterai listrik yang meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, beberapa bulan ke depan akan menjadi saat-saat yang paling menggambarkan seberapa parah dampak pungutan Uni Eropa terhadap produsen mobil China, dan apakah pertumbuhan yang disaksikan sejauh ini dapat dipertahankan atau tidak. (ibd)
