SEP 18, 2020@13:50 WIB | 6,206 Views
Beberes Garasi satu diantara mereka para jimny enthusiast yang notabene puluhan tahun mempelajari Jimny global dengan masing-masing karakternya. Tak ayal kemudian, Andri owner dan punggawa Beberes Garage menyebutnya sebagai the Chronicle of Jimny, karena dunia Japanese Domestic Market (JDM) untuk Suzuki Jimny cukup luas variannya.
Akan tetapi justru kenikmatan modifikasi Jimny inilah yang cukup banyak patron, disamping keseruan berburu part yang beredar di Jepang sendiri, karena memang Jimny dan Katana sebelum generasi ke-4 masih specdown mulai dari Power Steering, Air Conditioner, per, interior hingga spion.
Sedangkan market Jimny JDM sendiri terbagi dalam dua arus besar, part aftermarket Jepang dan OEM Jepang.Tetapi keduanya mengerucut pada klan besar Jimny Japstyle. Salah satunya Jimny JA-11 dengan mesin 660 cc namun turbo adalah patron yang juga diburu para Jimny Enthusiast, dengan grille pesek, dan perpaduan velg, ban cungkring dengan ET-0.
Disinilah BlackPals bisa merumuskan modifikasi Jimny seperti apa yang bakal dikembangkan modifikasi setelah diskusi panjang bersama om Andri Beberes Garasi, maka BlackPals akan semakin terbuka wacananya bahwa Jimny dan Katana bukan hanya mobil offroad, melainkan juga mobil perkotaan yang fungsional.
Beberes Garasi di Jati Asih Bekasi ini, bukan hanya lapak aftermarket JDM dan OEM Jepang. Lebih dari itu, Andri dipercaya kastemer untuk membangun Jimny dengan platfom Jimny Jepang. Jika Jimny JA11 banyak diburu untuk eksterior, namun sektor interior banyak diburu ke JA-22 untuk menjadi mirroring dari Jimny Jepang sendiri.
"Kalau bengkel lain belum tentu bisa membangun dashboard Jimny JA-22. Salah satu bukti Jimny Jepang punya semua fasilitas standar internasional. AC dingin, powersteering, per lembut dengan kenyamanan yang jauh dari Jimny atau Katana yang beredar di Indonesia," buka Andri Beberes Garasi.
Lanjutnya, tugasnya adalah menginfluence sekaligus mengembalikan kondisi Jimny ke aslinya. Sebagaimana lazimnya Jimny di belahan dunia apapun, melepas punishment masyarakat sebagai mobil odong-odong. Sementara kondisi Jimny di Jepang ada versi menurut Andri.
"Ada dua varian Jimny yang beredar di Jepang. Pertama Jimny sesuai market global. Kedua, Jimny Kei Car dengan kubikasi mesin lebih kecil, membuat pajak mobil lebih murah, untuk market domestik masyarakat Jepang," tambah Andri.
Andri kemudian memberikan contoh modifikasi Jimny JA-71 yang mengambil gaya modif retro. Dipertegas dengan spoiler, dan gaya interior JA-22. Modifikasinya lebih ke menghindari catalog spec menyampur OEM JDM Jimny, dari gaya JA-71 secara ekternal grille, bumper sudah pesek dan interior dengan JA-22. Sedangkan velg menggunakan SJ-30 Gen2, kombinasi menarik untuk gaya Retro.
Sementara sebuah Jimny JA-11 telah swap ke mesin 660cc Turbo bertransmisi matic. Sebagai bukti bahwa Jimny versi Kei Car memang benar-benar cara Suzuki menjaga market domestik Jepang. Kini mesin ini menjadi perburuan pecinta Jimny di tanah air. Dengan atap trepes, dan dual tone putih dan abu-abu adalah gaya modifikasi lain mengejar Jimny Japstyle.
Sebuah Jimny biru mengadopsi gaya Jimny JA71 versi kanvas, dengan grille pesek, punya foglamp, dan memang sudah punya airscoop di kap mobil. Berbeda dengan JA-22 yang eksteriornya bukan katalog spek, Jimny JA71 ini malah dibikin secara katalog spek. Seperti bagian interiornya juga mempertahankan versi JA-22 yang terbilang genre paling tinggi di kasta Jimny.
Untuk mengejar Jimny JDM, modifikasi paling awal adalah dengan mengganti suspensi JA-11. Sedangkan langkah kedua membuat roof menjadi trepes, alias memangkas roof dan menggantinya dengan plat yang flat. Langkah ketiga dengan mengganti bumper JA-11, maka secara keseluruhan tampilan akan berubah. Ditambah dengan mengganti velg dan ben yang lebih tipis. [Ahs/timBX]