

DEC 12, 2025@19:00 WIB | 94 Views
Polytron kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu produsen kendaraan listrik paling progresif di Indonesia dengan merilis edukasi komprehensif mengenai pentingnya pemilihan cell baterai yang aman untuk motor listrik. Momentum ini hadir setelah peluncuran FOX 350, motor listrik terbaru Polytron yang kini menawarkan dua skema kepemilikan, yakni Battery as a Service (sewa baterai) dan opsi pembelian baterai. Di balik pengembangan seluruh ekosistem kendaraan listriknya, Polytron menempatkan faktor keselamatan baterai sebagai prioritas utama.

Dalam penjelasannya kepada publik, CEO Polytron, Hariono mengungkap bahwa teknologi baterai merupakan komponen paling penting dalam sebuah motor listrik, dan justru bagian yang paling kompleks dari sisi keamanan. “Polytron menerapkan standar pengujian setingkat internasional untuk memastikan setiap cell baterai yang digunakan aman sebelum dipasang pada motor listrik FOX Electric. Standar ini mengacu pada UN 38.3, QC/T 743, SNI 8872:2019, UN R136, hingga ISO 26262 yang mencakup pengujian thermal, getaran, guncangan, tusukan, benturan, hingga simulasi risiko kecelakaan,” ungkap Hariono.

Salah satu aspek penting yang ditekankan Polytron adalah pemilihan kimia cell baterai. Banyak konsumen belum memahami bahwa tidak semua baterai lithium memiliki tingkat keamanan yang sama. Jenis-jenis seperti NMC, NCA, dan LCO dikenal memiliki risiko api yang tinggi karena menghasilkan oksigen internal ketika terbakar. Reaksi ini menyebabkan api cepat membesar, sulit dikendalikan, dan berpotensi menimbulkan ledakan.
Polytron memilih menggunakan teknologi LFP (Lithium Iron Phosphate) karena memiliki stabilitas termal yang jauh lebih baik dan tidak menghasilkan oksigen ketika terjadi kebakaran. Sifat ini membuat api lebih lambat berkembang dan lebih mudah dikendalikan, sehingga risiko kecelakaan akibat baterai dapat diminimalkan secara signifikan.

Dalam paparannya, Polytron juga menjelaskan bahwa cell LFP memiliki titik mulai thermal runaway pada suhu 250–300°C, jauh lebih tinggi dibandingkan cell NMC yang bisa mengalami thermal runaway pada kisaran 170–220°C. Perbedaan ini memberikan margin keamanan yang sangat besar bagi pengguna, terutama ketika motor digunakan dalam kondisi cuaca panas, saat melewati kemacetan, atau ketika terjadi peningkatan suhu akibat proses pengisian daya.
Cell LFP yang digunakan Polytron juga telah melalui pengujian nail penetration dan mechanical impact untuk memastikan bahwa cell tidak terbakar ataupun meledak meski mengalami tusukan, tekanan tinggi, atau kerusakan fisik yang mensimulasikan kondisi kecelakaan.

Polytron menegaskan bahwa sistem keamanan baterai tidak berhenti pada pemilihan cell saja. Desain battery pack menjadi lapisan proteksi berikutnya yang sama pentingnya. FOX Electric menggunakan struktur heatsink berbahan aluminium yang berfungsi sebagai pendingin, sekaligus pelindung terhadap benturan, getaran, gesekan, dan paparan panas ekstrem.

Casing ini juga dirancang dengan sertifikasi IP67, membuat baterai tahan terhadap air, banjir, dan kondisi lingkungan yang ekstrem. Pada sisi elektronik, baterai dilengkapi Battery Management System (BMS) lengkap dengan sensor temperatur, sistem pemutusan arus otomatis ketika terjadi overcharge atau over-discharge, serta mekanisme cell balancing untuk menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang.
Selain itu, Polytron menyoroti banyaknya produk motor listrik di pasaran yang masih menggunakan baterai rakitan dengan standar keamanan rendah. Beberapa ditemukan tidak memiliki perlindungan mekanik yang memadai, tidak tahan air, tidak dilengkapi pendinginan yang memadai, serta tidak memiliki sertifikasi keselamatan apa pun. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat meningkatkan risiko kebakaran, terutama jika motor mengalami benturan, tertusuk benda tajam, atau terendam air. Polytron berharap edukasi ini dapat membantu konsumen lebih cermat dalam menilai kualitas baterai sebelum membeli motor listrik.

Dalam bagian edukasi lainnya, Polytron juga menjelaskan perbandingan baterai LFP dengan Graphene Lead Acid yang masih digunakan di beberapa tipe kendaraan listrik. Meski disebut-sebut sebagai baterai teknologi baru, baterai Graphene Lead Acid memiliki waktu pengisian jauh lebih lama, efisiensi lebih rendah, tingkat self-discharge lebih tinggi, serta bobot yang jauh lebih berat dibandingkan LFP. Sementara itu, LFP unggul dalam efisiensi energi, kemampuan fast charging, durabilitas, serta stabilitas jangka panjang. Dari sisi keamanan maupun performa, LFP tetap menjadi pilihan terbaik untuk kendaraan listrik modern.
“Di Polytron, keselamatan pengguna motor listrik tidak pernah menjadi area kompromi. Kami memilih cell LFP bersertifikasi yang lolos pengujian paling ketat, termasuk nail penetration test, untuk memastikan ketahanan mereka bahkan dalam skenario kecelakaan ekstrem. Kami percaya bahwa industri kendaraan listrik hanya bisa berkembang jika pengguna merasa aman dan percaya dengan teknologinya,” ujar Josaphat Bagus Purnama, Head of Design, Quality and Assurance EV Polytron.

Melalui edukasi ini, Polytron menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang aman, berkualitas, dan dapat diandalkan oleh masyarakat Indonesia. “Teknologi yang digunakan pada FOX Electric dirancang bukan hanya untuk menghadirkan performa, tetapi juga untuk memberikan rasa aman bagi para pengguna dalam berbagai kondisi. Polytron berharap konsumen dapat semakin cerdas dalam memahami perbedaan teknologi baterai dan menjadikan aspek keselamatan sebagai pertimbangan utama dalam memilih motor listrik,” tutup Hariono.[Ahs/timBX]