JAN 24, 2021@17:00 WIB | 909 Views
Terlepas dari melejitnya penjualan Tesla di tahun 2020, sebanyak 499 ribu tidak ada lawan yang pas untuk mengejarnya, sekelas VW group sekalipun. Namun Tesla dengan CEO Elon Musk cukup percaya diri, self driving atau auto pilot atau otonom penuh bakal tersedia untuk customer dalam waktu dekat.
Mungkin butuh transisi waktu lebih banyak kepastiannya. John Krafcik dari Waymo punya alasan sendiri, mengapa Tesla tidak bisa mengembangkan sistem driver assistant seperti Autopilot. Apalagi secara ajaib, berkembang menjadi fully otonom.
Waymo tidak menghilangkan Autopilot secara argumen. Jika berangkat dari driver assist, maka tidak mungkin bisa menjangkau ke sistem otonom jika tetap mengesampingkan manusia sebagai operator. Kebalikan dari yang dilakukan Waymo, teknologi otonom penuh diciptakan setelah keputusan manusia sebagai operator, dan jika mesin mengambil alih secara penuh, menurut Krafcik cukup berisiko.
"Ini adalah kesalahfahaman soal pengembangan driver assistance system, sampai suatu saat secara magis benar-benar beralih ke sistem mengemudi otonom," ucap Krafcik.
Dirinya menyatakan tidak akan menyejajarkan diri Tesla sebagai rivalnya. Tesla tidak akan pernah bisa membuat mobil otonom full, namun lebih dekat dengan kenyataan dengan driver assistance system.
Waymo telah jauh hari, lebih tepatnya awal Januari, tidak lagi menggunakan frasa "fully self driving" akhirnya menggantinya dengan autonomous driving. Secara teknis Waymo masih membuat fully self-driving, namun karena sudah digunakan oleh Tesla dan automaker lainnya sudah mendistorsi istilah tersebut. Padahal Tesla dan brand lain hanya menawarkan sistem driver assist bukan autonomous driving. [Ahs/timBX]