MAR 25, 2019@15:00 WIB | 5,240 Views
MECA sebuah car audio competition dari USA yang telah bergulir di tanah air. Gading Prakoso selaku presiden MECA Indonesia berniat untuk menggiatkan kontes audio di tanah air, yang sudah running sejak 2018 lalu. Secara lisensi MECA Indonesia dipegang oleh komunitas Edan Audio Club (EAC). Komunitas yang terbentuk sekitar tahun 2012 ini, dikenal sebagai kumpulan tuner atau owner mobil yang pernah mencapai modifikasi audio dengan budget super mewah saat itu mencapai Rp1,5 miliar.
Bagi Gading, kontes audio yang diselenggarakan oleh kompetitor memiliki market sendiri-sendiri. “Jadi selain kompetisi sehat, kami berusaha untuk membangkitkan dunia car audio di Indonesia. MECA Indonesia hadir sebagai perwakilan MECA Amerika Serikat. Di final MECA kemarin, dihadiri lebih dari 70 mobil untuk berkompetisi di kelas yang sudah disiapkan,” tutur Gading dihadapan jurnalis otomotif.
“Impact paling jelas adalah merangsang pertumbuhan industri car audio, yang terdiri dari workshop, brand, dan distributor mampu saling berbagi knowledge dan bersaing secara sehat. Selain itu kami juga akan menyelenggarakan workshop installer untuk kelas menengah ke bawah. Kami harapkan mereka tidak lagi malu untuk kontes audio car, seperti di MECA Indonesia,” jelas Gading.
Final yang berlangsung pada 24 Maret 2019 di Pluit Village, Jakarta Utara kemarin merupakan acara puncak. Sebelumnya ada 4 kota yang dipilih untuk tahap penyisihan, seperti Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya. “Kota-kota tersebut kami pilih karena geliat pecinta car audio cukup bagus. Ajang MECA Indonesia sekaligus membuktikan dunia car audio, bahwa industri car audio tumbuh dengan progress cukup bagus, tidak hanya di Jakarta melainkan di kota tersebut juga tumbuh,“ tutur Gading.
Sistem car audio tidak bisa memisahkan antara part dan installer (tuner). Tuner memiliki pengalaman untuk memilih part audio dengan kualitas bagus dan dengan harga terjangkau. “Jika kapasitas tuner memaksimalkan system audio, bukan tidak mungkin bisa mengalahkan modifikasi audio dengan part yang lebih mahal. Basic-nya, juri tidak boleh melihat merek part tersebut, namun harmonisasi suara yang dihasilkan dan masuk melalui telinga para juri,” tegas Gading.
Ajang kontes MECA dibilang oleh Gading memang tidak terlalu ketat. Jadi cukup terbuka dari entry level untuk bergabung dan merebut kesempatan terbaik. Selain MECA, EAC juga memegang license dari EMMA yang kiblatnya Eropa. “Kami merangkul semua pihak, khususnya entri level yang jarang terjaring dalam kontes car audio nasional. MECA berusaha membuka peluang yang cukup besar untuk semua kalangan.”
Diakhir acara, panita menetapkan siapa kandidat yang masuk sebagai King of MECA. Kandidat pertama AHAW dari SAS Audio dan kedua TONY S dari Lim’s Auto Garage. Kedua tim ini mengumpulkan akumulasi nilai 57 poin. Penentuan juara ditentukan oleh tim yang berhasil mengumpulkan nilai terbesar pada grand final MECA 2018. AHAW dari SAS Audio berhak menyabet King of MECA dan berhak atas hadiah uang tunai Rp20 juta rupiah.
“Kami cukup bahagia, mencapai pencapaian tertinggi sebagai King of MECA. Kami ingin pertahankan pencapaian hari ini untuk kompetisi yang akan bergulir di tahun 2019 ini,” tutup AHAW dari SAS Audio Kemayoran. [Ahs/timBX]
Daftar Para Juara di MECA Indonesia Car Audio Contest
Kelas SQ Modified 2W30
Kelas SQ Modified Street 2W60
Kelas SQ Modified 2WFFA
Kelas SQ Modified 35
Kelas SQ MODIFIED 75
Kelas SQ Modex 125
Kelas SQ Modex 250
Kelas SQ EXTREME
Kelas SQL Modex 75
Kelas SQL Modex 250
Kelas SQL EXTREME (dB)
Kelas SQL EXTREME (No.dB)