JUN 23, 2019@17:00 WIB | 1,951 Views
RSV Helmet meresmikan flagship store kedua di Bekasi yang berlokasi di dealer Kawasaki Central Alexindo di jalan Sultan Agung no.28 Medan Satria Bekasi pada 30 Juni 2019. Dealer ini menjadi dealer kedua di Bekasi, setelah dealer pertama di wilayah Kalimalang. Peresmian dealer kedua ini menjadi bagian dari upaya brand untuk menjual secara offine mengingat tingginya demand di wilayah Bekasi.
Tahun kedua berjalan, RSV helmet akan meresmikan sekitar 8-11 flagship store yang lain di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Secara penjualan RSV helmet telah memasuki penjualan yang cukup signifikan. Bila sebelumnya rata-rata penjualan hanya 5000 unit perbulan, namun untuk tahun 2019 ini penjualan mencapai 20 ribu unit setiap bulannya. Itu diluar pesanan helm spek racing yang hanya diproduksi secara khusus hanya 100unit, untuk komunitas balap dari KTM.
"Saat ini kami masih berorientasi pada helm daily use, dan itu telah diperkuat dengan berbagai model. Untuk segmen premium kami telah mempersiapkan produk berbahan carbon composite. Namun belum siap dilepas karena berbagai pertimbangan seperti segmentasi, ROI, pricing yang ditekan dibawah 2 jutaan dan sebagainya. Saat ini kami fokus di segmen daily use, mungkin tahun depan baru menggarap model premium," tutur Richard petinggi RSV.
Menurutnya trend helm pada tahun 2019 model fullface. Secara pemakaian helm baru yang baru dipakai memiliki efek pusing dan sakit. Setiap helm baru memiliki efek sakit, itu biasa karena masih adaptasi dengan kepala. Namun bila yang dirasakan sakit, itu cukup berbahaya bila kelamaan dipakai, karena suplai oksigen ke otak tidak lancar, maka dari itu sebelum membeli dianjurkan untuk mencobanya terlebih dahulu.
Karakter RSV helmet lain, adalah ringan hanya 1,48 kg dan ukuran itu cukup standar. Sedangkan helm yang kategori ringan dinilai cukup rentan. Bahan ABS berguna untuk menahan benturan dan RSV menjaga titik tengah kelenturan bahan. Sehingga secara kualitas memenuhi standar SNI, DOT dan ET. Karena kualitasnya yang teruji, RSV helmet telah digunakan oleh tim Gresini yang bertarung di gelaran Moto2 Grand Prix.
Strategi yang dilakukan RSV Helmet selain menjaga kualitas standar adalah menjaga harga tetap affordable. Selain menjual secara offline, RSV helmet juga menerapkan penjualan secara online. "Menggenjot penjualan secara online tetap kami lakukan, hal itu mampu memangkas biaya dari target iklan yang seharusnya dipenuhi. Nilai konversinya lebih tinggi dari offline marketing, bisa saling subsidi dan itu yang membuat pricingnya tetap terjangkau," jelas Richard.
Setiap helm yang berkualitas memiliki tulisan SNI diemboss, sehingga tulisan bertekstur dan bukan menggunakan stiker. Setiap produk RSV telah duji pertipenya, salah satunya dengan memasukkan salah satu tipe produknya di Gresini Team. Menurut Richard, kualitas safety-nya telah memenuhi standar dunia dan itu menjadi pengakuan internasional dari RSV Helmet.
Secara material kandungan lokal RSV Helmet 80% menyerap bahan baku lokal. Dengan tetap berbasis research and development, sehingga setiap produk telah menyerap fitur teknologi terkini. Atas tingginya kualitas RSV helmet, Richard mulai mencoba pasar luar negeri seperti di Filipina.
"Tahun 2018 rata-rata penjualan perbulan di posisi 5 ribu unit, tapi semenjak 2019 penjualan meningkat hingga 20 ribu unit perbulan. Kapasitas produksi 60 ribu perbulan dan terserap 80%. Wilayah Jakarta menjadi penjualan tertinggi secara offline, menyusul wilayah Bekasi yang banyak terserap secara online," aku Richard.[Ahs/timBX]