JAN 18, 2018@11:00 WIB | 1,132 Views
Kiprah pembalap Tim Suzuki Ecstar, Andrea Iannone, sempat mendapat banyak sorotan dari salah satu dari legenda balap, Kevin Schwantz. Beberapa saat lalu, Schwantz mengomentari penampilan Iannone yang terbilang kurang moncer.
Bahkan Schwantz sendiri tak segan untuk meminta mantan timnya untuk mengganti Iannone di musim MotoGP 2019. Selain itu, Schwantz juga membeberkan bahwa Iannone tak memiliki daya juang untuk bisa bersaing dengan pembalap kenamaan lainnya.
Tak hanya mengkritik Andrea Iannone, legenda Grand Prix 500cc ini ‘pusing’ atas performa buruk Suzuki sepanjang 2017. Dibandingkan 2016, Suzuki mampu meraih 100 poin dengan dua kali finis keempat di Motegi dan Valencia.
“Tentu saja ini menyakitkan, karena saya tahu motor Suzuki bisa kompetitif, seperti yang kita lihat pada akhir musim. Tidak ada yang berubah di Suzuki. Tidak ada yang berbeda dari awal hingga akhir musim. Mereka bertarung (dengan Maverick Vinales) untuk podium di setiap balapan dan terkadang menang – seperti yang mereka lakukan di Silverstone,” kata Schwantz seperti dilansir Motorsports.
“Tahun ini (2017) mereka tidak mendekati lima besar pada sebagian besar musim, kecuali beberapa balapan terakhir, ketika (Alex) Rins telah memiliki beberapa pengalaman MotoGP dan mulai menekan rekan setimnya (Andrea Iannone),” sambungnya.
Hal ini membuat Schwantz sangat frustrasi dengan performa Suzuki. Sedangkan para rival lainnya seperti Yamaha telah memulai dengan hebat dan kemudian memiliki masalah yang besar serta Honda mengalami masalah pada awal musim.
“Suzuki seharusnya memanfaatkan situasi itu, ketika pembalap lain kesulitan. Tapi itu tidak. Saya berbicara dengan Iannone di Austin dan katanya motor tidak bagus, tidak mau menyala start, tidak mau berhenti, tidak berakselerasi dan tidak menikung,” ujar Schwantz.
“Di Barcelona (Catalunya), ia disalip (Sylvain) Guintoli yang merupakan pembalap pengganti dan beberapa lap Iannone menemukan setengah detik. Dia menyalip Guintoli, menarik diri dan kemudian melambat lagi. Performanya benar-benar tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dia sudah berupaya 110 persen,” imbuh Schwantz. [ddy/timBX]