DEC 19, 2023@14:04 WIB | 286 Views
Seiring dengan meningkatnya penjualan kendaraan listrik global, Nissan berupaya bersaing dengan pemimpin seperti Tesla dan BYD. Nissan kini berencana mengekspor kendaraan listrik buatan China secara global untuk menurunkan biaya dan meningkatkan penjualan.
Untuk membuat rencana tersebut berjalan lancar, Nissan mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan pusat penelitian bersama dengan Universitas Tsinghua China pada tahun depan, yang akan fokus pada penelitian dan pengembangan kendaraan listrik, termasuk infrastruktur pengisian daya dan daur ulang baterai.
Presiden dan CEO Nissan Makoto Uchida mengatakan: "Kami berharap kolaborasi ini akan membantu kami mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang pasar China dan mengembangkan strategi yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di Tiongkok dengan lebih baik".
Langkah yang dilakukan Nissan, dilaporkan oleh Reuters, merupakan tanda lain bagaimana semakin besarnya kehebatan negeri tirai bambu tersebut dalam manufaktur otomotif memaksa produsen mobil di mana pun untuk beralih ke sektor manufaktur otomotif.
Keuntungan utama bagi pembuat kendaraan listrik China saat mereka merambah pasar global adalah dominasi mereka dalam rantai pasokan, yang membantu mereka menjaga biaya tetap rendah. Contoh nyatanya adalah BYD. BYD memiliki rantai pasokan baterai EV-nya, mulai dari bahan mentah hingga paket baterai jadi, dan juga merancang semikonduktornya sendiri.
Persaingan kendaraan listrik memasuki fase yang lebih lanjut setelah 2-3 tahun kebelakang berfokus pada membangun awareness konsumen dan membentuk EV yang berkualitas. Sekarang fasenya adalah menjual dan menjual dimana kuantitas menjadi fokus utama setelah kualitas berhasil dibentuk.
Tercatat, tahun 2023 untuk di Amerika Serikat Saja penjualan kendaraan listrik dalam satu bulan mencapai rekor baru yaitu 1 juta penjualan. Langkah Nissan untuk 'berguru' ke negeri China ini sudah sangat tepat untuk memperkuat posisi mereka di industri kendaraan listrik dunia. [wic/timBX].