MAR 27, 2019@18:30 WIB | 1,724 Views
MotoGP Court of Appeal akhirnya mengakhiri secara hukum keputusan penambahan part aerdinamika pada swing arm Ducati GP19 sebagai bagian yang legal. Atas hasil tersebut, masalah kontroversi yang mendera motor Andrea Dovizioso, Danilo Petrucci dan Jack Miller menjadikan point yang mereka peroleh sebagai hasil yang sah.
Atas keputusan Pengadilan Banding MotoGP tersebut, tidak membuat berhenti ditempat. Aprilia, KTM, Honda dan tim Suzuki berusaha mengajukan banding. Awalnya, Panel pengawal (steward panel ) MotoGP FIM yang diwakili Direktur Teknis Danny Aldridge menolak protes keempat tim tersebut. Kemudian baru diajukan kembali masalah tersebut kepada Court of Appeal.
Keputusan keabsahan part yang diklaim sebagai tyre cooler yang digunakan Ducati GP19 telah dikeluarkan melalui 3 hakim dari Komisi Hakim International FIM. Inti masalahnya fungsi part tambahan pada swing arm memang dinilai sebagai pendingin ban belakang, sebagai fungsi pertama. Sedangkan fungsi kedua sebagai aerodinamika tidak menjadi pertimbangan hakim.
“Dengan mengajukan protes ini, kami memaksa pihak Ducati dan petinggi FIM untuk mengevaluasi, menilai dan mengklarifikasi prinsip peraturan dan pedoman yang dipegang oleh tim. Tujuan kami hanya mengklarifikasi, apa yang tidak bisa kami lakukan,” jelas manajer tim Suzuki Davide Brivio.
Akhirnya Pengadilan Banding MotoGP memutuskan keberpihakan kepada Ducati, dan menolak mentah banding keempat tim pabrikan. Hasil balapan Qatar dianggap sebagai final dan part tersebut boleh digunakan untuk balapan di masa mendatang.
Atas ketidakpuasan keempat tim, banding akan diajukan lebih lanjut ke Court of Arbitration of Sports (CAS), sebagai tahap akhir mencari keadilan. Keputusan banding minimal akan diproses setelah 5 hari sejak keputusan tersebut disahkan.
Inti permasalahan sebenarnya adalah, tyre cooler Ducati GP19 selain mendinginkan ban, pada saat bersamaan memberikan efek aerodinamika pada roda depan. Kemungkinan mengarahkan atau mengoptimalkan aliran udara ke roda belakang. Namun keputusan Ducati tersebut malah melanggar aturan aero body MotoGP yang tidak boleh menambahkan part baru selama musim balap.
Selain penambahan aero body yang illegal pada Ducati, sebelumnya Yamaha menggunakan spray deflector yang digunakan pada balapan basah di tahun 2018. Dan Yamaha menjadi satu-satunya pabrikan yang tidak ikut protes dalam kasus Ducati. [Ahs/timBX]