MENU
icon label
image label
blacklogo

Sepak Terjang AutoValue Sebagai Second Player SIS Ditengah Pandemi Corona

MAY 12, 2020@20:00 WIB | 1,098 Views

Hampir semua pabrikan otomotif punya cara tersendiri untuk tetap bertahan di tengah pandemik atau pemberlakuan PSBB. Suzuki Indomobil Sales memberikan strategi penjualan dengan karakter khusus, seperti mendorong penjualan mobil baru dengan pola tukar tambah dengan mobil lama Suzuki melalui AutoValue. Langkah ini menjadi penting karena dalam empat bulan terakhir, Suzuki telah meluncurkan 3 unit sekaligus, New Baleno Hatchback, SUV XL-7 dan New Ignis di segmen city car, masing-masing di Desember 2019, Februari 2020 dan April 2020. 

AutoValue menjadi second player dari diler resmi Suzuki dibawah payung besar Suzuki Indomobil Sales. Tiga strategi yang dilancarkan antara lain memperlakukan mobil bekas seperti mobil baru, dilayani oleh sales, dan tetap diberikan product knowledge. Artinya AutoValue tetap memberikan pelayanan seperti diler resmi Suzuki.

AutoValue juga memberikan garansi 1 tahun untuk mesin dan transmisi. Dua sektor itu yang diberikan garansi, mengingat  pengecekannya cukup sulit, membutuhkan teknisi yang berpengalaman. Faktor berikutnya, AutoValue memiliki rekanan pembiayaan untuk membantu meringankan pembayaran dan support untuk pilihan mokas, bahkan tenor pembayaran bisa mencapai 6 tahun, melebihi diler mokas lainnya. 

Hendro Kaligis, Business Development Head, SUzuki Indomobil Sales mengakui  penurunan penjualan Suzuki hingga 80 persen.
"Penurunan yang terjadi kami rasakan di industri mobil bekas melalui Auto Value, penurunan penjualan hingga 80%, meski sempat membumbung tinggi di periode Maret 70% dibanding bulan sebelumnya. sekaligus tertinggi selama satu tahun terakhir," buka Hendro kepada wartawan secara online platform. 


Trend positif di bulan Maret, tersebut tidak mudah dipertahankan lantaran kebijakan PSBB di awal April hingga akhir Mei 2020. Bulan Mei bebarengan dengan bulan suci Ramadhan, secara generik bakal mengerek penjualan mobil second yang cukup tinggi, namun  akhir Maret-April market mobil bekas menjadi tiarap. Bulan Mei diharap segera berlalu apalagi bulan Juni 2020 diharapkan semua sektor industri otomotif kembali memasuki masa recovery. 

Terjadinya pergeseran trend daya beli masyarakat menjadi
 sektor yang perlu disiasati. "Hampir tidak ada formula yang tepat untuk mempertahankan strategi penjualan mobil bekas. Kecuali kami dan Mitra Auto Value cukup mendukung untuk tenaga medis Jakarta, Surabaya dan Semarang," tambah Hendro.

Strategi salah satunya tidak memberikan pricing yang terlalu ketat. "Harga mobil bekas kami turunkan 10-15 persen saja, sementara pedagang mobil lain bermain di 20 persen. Auto Value tidak seekstrim itu, kami bermain dibawah rate, untuk mengurangi kesulitan customer," jelas Hendro.

Saat ini Auto Value kondisinya over stock. Harga jual mobil bekas cenderung menurun, karena supply banyak, dan demand yang menurun. "Penjualan bulan Maret sudah puluhan unit, namun April hanya 15 unit. Penjualan Maret didukung serapan tinggi di Jakarta dan Cirebon. Sementara bulan April turun 70% dari 50 unit di bulan Maret, hanya terjual 15-16 unit di bulan April," aku Hendro.

Ketika dikonfirmasi backbone penjualan Auto Value, Hendro menegaskan penjualan paling besar dari tukar tambah ke varian baru Suzuki. "Semenjak pemberlakuan PSBB, varian City car banyak di beli di bulan Maret. Pertimbangan tingginya volume penjualan saat itu karena angkutan umum punya side effect, dan harga city car paling banyak kebeli. Terbukti dengan Baleno Second paling banyak diburu. Sementara Jimny juga banyak terjual namun dengan tingkat kebutuhan yang berbeda, seperti untuk dijual kembali," ungkapnya. 

Diluar dua varian tersebut, varian MPV masih overstock melihat landainya permintaan.
 Namun Ertiga dan S-Cross menjadi varian mokas yang tetap diburu dikota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya. "Kemungkinan masyarakat mulai mempertimbangkan masa pakai mobil dibatas 8 tahun. Ertiga semenjak diluncurkan sudah memasuki 8 tahun pemakaian, customer melihatnya sudah mulai harus diganti," cetusnya.

Kecenderungan lain, ada sinyal customer butuh dana cash. Misalnya Ertiga 2012 dijual dan diupgrade ke Ertiga 2016. Harga jual generasi pertama Rp100 jutaan, dan generasi kedua di AutoValue Rp150 jutan. Dengan DP Rp100 jutaan, bila diangsur dengan tenor 6 tahun, mereka masih punya fix income untuk membayarnya.

"Rata-rata customer upgrade untuk naik kelas. Dengan DP besar dan cash, leasing akan memberikan gimmick seperti THR dalam bentuk e-money Rp1 jutaan," tutur Hendro mengisahkan. Rentang mobil bekas Ertiga 2012-2017 di harga Rp90 jutaan. Sementara tipe GA direntang harga Rp150-160 saat dibeli dari customer. Jadi pilihan Ertiga dari tahun produksi 2014, 2015, 2016 dengan rentang harga Rp100-140 juta masih reasonable untuk diburu.

Secara rules, AutoValue menjembatani customer base Suzuki untuk membeli mobil baru Suzuki. Secara jangka panjang, pertumbuhan Suzuki masih dinilai tumbuh. Seperti XL7 SUV Suzuki ini paling diburu, jumlahnya hingga ratusan unit di Jakarta. "Kami beri batas waktu 14 hari saja, mereka kami layani untuk tukar tambah ke XL-7. Namun hanya kami batasi 30 unit saja, mengingat kami terapkan mitigasi di plat nomor dan usia mobil," pungkas Hendro.[Ahs/timBX]

Tags :

#
suzuki indomobil sales,
#
autovalue,
#
diler mobil bekas suzuki,
#
kinerja kuartal pertama 2020,
#
suzuki ertiga,
#
new baleno hatchback,
#
suzuki jimny,
#
suzuki ignis,
#
suzuki xl-7

X