NOV 26, 2020@19:22 WIB | 1,549 Views
Restorasi muscle car dalam kamus modifikasi internasional mempunyai artikulasi makna yang mendalam. Dalam sebuah quote membangun muscle car zaman 60-an menyamai harga sportscar baru di era sekarang. Di Indonesia, kaidah itu sedikitnya menyamai artikulasi serta teknis pengerjaan dalam dunia restorasi. Smith Speed Garage mengumpulkan Mini Cooper MK1 untuk dibangun ulang, mempertahankan originalitas look dan part sebagai bagian dari proses restorasi.
Sementara proses modifikasi adalah proses perkawinan konsep, antara style modifikasi yang berkembang di era balap 1967 dan 1968 yang saat itu Mini Cooper memenangkan lomba rally di Monte Carlo. Smith Speed Garage menggabungkan restorasi dan modifikasi dalam satu karya flagshipnya dan awalnya itu sebatas hobi yang nota bene bukan menerima order dari luar.
Morris Mini MK1, berwarna biru telor asin milik Andy punggawa Smith Speed Garage mengusung gaya restomod Rally Look. Kemampuan mengorganisir cukup diacungi jempol. Pengerjaan restorasi dimulai dari scratch body panel baru didatangkan dari UK, dan diassembling di Smith Speed Garage yang berlokasi di jalan Cimalaya no. 9, Cideng, Tanah Abang.
Panel-panel body original disusun, menjadi sebuah Mini Morris dalam kondisi fokus, membutuhkan waktu 8 bulan.
Morris Mini MK1 punya karaker engsel pintu depan diluar. Sementara Morris Mini MK2 punya bonnet depan yang lebih modern. Sedangkan Morris Mini MK3 punya karakter kaca putar dengan handle pintu dipencet.
"Selain membangun original look, kami juga membangun rally look Monte Carlo. Morris Mini MK3 punya over fender (wheel arch) di bodi aslinya atau biasa disebut sebagai Sport Pack. Sebenarnya Morris Mini punya pattern bebas, dan punya sisi personalisasi lebih luas," tutur Andy, punggawa Smith Speed Garage yang menegaskan Morris Mini MK1 punya karakter single tone warna.
Sektor interior, jok tidak terlalu dipertahankan original, jadi masih bisa retrim sendiri. Sementara sektor dashboard apabila speedometer rusak, kalau tidak bisa dibetulkan harus membeli di marketplace UK.
"Kalau kita klik di market place, shipping bisa seminggu untuk sampai di Jakarta."
Sementara sektor mesin tetap mempertahankan market lokal. "Ada kebijakan pembatasan untuk masuk ke market Indonesia. Sementara komponen dari UK, dan overhaul bisa dilakukan engineer lokal," ungkap Andy. Modifikasi mesin Morris Mini MK1 biasanya dilakukan penambahan ekstra fan untuk puli AC dengan 2 kecepatan.
Bicara Morris Mini tidak lepas dari kemauan car enthusiast untuk swap engine. "Mesin B16A milik Civic Estilo yang cukup kencang, saya coba bangun ke sasis Morris Mini Traveller Van. Modifikasi ini juga lebih banyak diluar negeri. Paling butuh frame B16A dari USA untuk bisa masuk di sasis Morris Mini, setelahnya butuh engine mounting," jelas Andy.
Morris Mini klasik banyak disukai pemula dengan gaya original look. Sementara kolektor Morris Mini biasanya malah memilih Rally Look. "Gaya racing look didukung rollbar, dengan ban semi slick, dan bisa dikombinasi dengan double karbu atau modifikasi supercharge seperti milik saya, bahkan ada turbo," cetus Andy.
Smith Speed Garage punya beberapa flagship antara lain, Morris Mini Rally Look MK1, kemudian Morris Mini Traveller Swap Engine Honda V-Tech. Sedangkan flagship selanjutnya adalah Mini Big Foot. "Mini Big Foot dan Mini Traveller sedang dalam pengerjaan. Paling cepat tahun depan kemungkinan selesai," tutup Andy.
Modifikasi dan restorasi Smith Speed Garage dimulai dengan budget Rp200-300 juta dengan part-part baru. Sementara Smith Speed Garage pernah menjual unit restorasi gaya Rally MK1 seharga Rp700 jutaan.[Ahs/timBX]