MAR 04, 2020@21:00 WIB | 1,107 Views
Bicara soal motor sport fairing, apa yang keluar di benak pasti tak jauh dari Kawasaki Ninja 250, Honda CBR 250, atau mungkin Yamaha R25 atau mungkin KTM? Namun ada satu yang jarang dilirik yaitu TVS Apache RR 310. Sebuah alternatif yang tak bisa dipandang sebelah mata.
Ya, boleh jadi banyak yang keberatan dengan merek TVS dan titelnya sebagai motor India – meski bentuknya menarik. Padahal, motor ini memakai jantung pacu yang sama persis dengan BMW G310 R. Bahkan TVS-lah yang merancang semua itu. Dan yang menarik, harganya ekonomis, Rp 49 juta.
Sosok TVS Apache RR 310 representatif. Fasad intimidatif, dengan model lampu split dan aksen racing stripe putih. Dipadu dengan windshield khas motor balap, tampangnya semakin sangar. Lantas dari samping, juga tak kalah keren. Jubah (red fairing) menutupi seluruh bagian blok mesin, dengan tekukan lancip di tiap sudut. Begitupun rangka, hingga ke buritan. Sulit untuk tidak dikatakan proporsional.
Bagian teknis Apache RR 310 juga mumpuni. Menggendong dapur pacu 312 cc satu silinder DOHC, dengan ukuran bore dan stroke 80 x 62,1 mm. Hasil catatan torsi cukup memukau, 27,3 Nm/7.700 rpm. Ini jauh lebih besar ketimbang motor sekelasnya. Namun memang, daya kailnya setara dengan motor yang notabene bermesin 250 cc. Klaim pabrikan mencatatkan angka 33,5 Hp/9.700 rpm. Setara dengan kemampuan Yamaha R25. Dia baru agresif di putaran atas karena karakter mesin overbore.
Mengenai distribusi tenaga, semuanya tersalur ke roda belakang lewat gearbox manual 6-speed. Dan traksi ditugaskan langsung pada ban 110/70 17 inci di depan dan 150/60 17 inci di belakang. Hasilnya, akselerasi 0-100 kpj diklaim mencapai 7,1 detik. Lantas top speednya menoreh 160 kpj. Lumayan.
Sementara soal konstruksi, tak bisa disamakan dengan BMW. Ia memakai rangka teralis yang memeluk seluruh rangkaian mekanikal tadi. Bagian subframe pun menukik ke atas, karena mengejar DNA Sport. Dipadukan pula dengan fork upside down dan monoshock buatan Kayaba, dengan berbagai pengaturan. Sehingga pengendalian mestinya cukup optimal. Plus, disc brake 300 mm di depan dan 240 mm di belakang telah terkoneksi ABS dua kanal. Sebagai informasi, penghenti laju ini sudah menjadi standar-nya, berbeda dengan rival selevel yang punya opsi ABS dan non-ABS.
Fitur-fitur yang tertanam turut menunjang. Layar digital di kokpit menyajikan banyak informasi. Seperti penghitung konsumsi bahan bakar real time maupun rata-rata, average speed, penghitung akselerasi, pencatat top speed, hingga lap timer. Relevan dengan DNA sport-nya. Adapun indikator temperatur mesin, posisi gear dan dua trip meter. Dan sisanya merupakan hal fundamental. Dari sekian banyak penawarannya, banderol di bawah Rp 50 juta itu tentu menarik. Di patok jauh dari kompetitor dengan status CBU. Berminat?[Mqd/Hsn/timBX]