MENU
icon label
image label
blacklogo

Waw China Bikin Mesin Rotary , Bukan Buat Mobil Tapi Pesawat Terbang!

DEC 23, 2025@16:00 WIB | 58 Views

Kalau Biasanya Nempel di RX7, Mesin Wankel Ini Naik Kelas Jadi di Pesawat Terbang

Kalau biasanya mesin rotary identik sama Mazda RX-7 atau RX-8, sekarang ceritanya beda. China resmi mengembangkan mesin rotary untuk pesawat, bukan mobil.

China kembali bikin gebrakan di dunia teknologi mesin dengan mengembangkan prototipe mesin rotari pertama yang sudah berhasil diuji tahap awal.

Mesin ini diumumkan pada 19 Desember 2025 oleh Harbin Dongan Auto Engine, anak perusahaan dari Changan Automobile Group, salah satu raksasa otomotif asal China.

Prototipe mesin ini diberi nama R05E. Mesin tersebut dirancang khusus untuk pesawat yang beroperasi di ketinggian rendah, yakni di bawah sekitar 1.000 meter.

Targetnya, mesin rotari ini bakal mulai diproduksi massal pada tahun 2027 dan dipakai di berbagai platform pesawat ringan masa depan.R05E mengusung arsitektur single-rotor Wankel dengan rotor segitiga melengkung yang berputar di dalam housing epitrochoid.

Keunggulan utama konfigurasi ini ada pada power-to-weight ratio yang tinggi, dimensi super ringkas, serta minim komponen bergerak jika dibanding mesin piston konvensional. Karakter ini krusial untuk pesawat, di mana bobot, vibrasi, dan reliability jadi faktor utama.

Mesin ini dirancang untuk beroperasi stabil di 6.500 rpm dengan output sekitar 53 kW atau 71 hp. Angka ini memang tidak terdengar besar di dunia otomotif, tapi di dunia aviasi ringan, tenaga segitu dengan bobot mesin yang rendah adalah nilai jual utama.

Putaran tinggi yang konsisten juga cocok untuk aplikasi propeller atau generator hybrid-electric aircraft. Dari sisi mekanikal, R05E dibekali poros eksentrik ringan yang dikombinasikan dengan sistem penyeimbang internal untuk meredam vibrasi, salah satu kelemahan klasik mesin rotari.

Selain itu, mesin ini menggunakan sistem pengapian ganda (dual ignition) dengan dua sirkuit listrik terpisah, standar penting di dunia penerbangan untuk meningkatkan redundansi dan keselamatan.

Urusan pendinginan, R05E tidak lagi mengandalkan pendinginan sederhana. Mesin ini memakai water cooling jacket terintegrasi yang dirancang menyelimuti housing rotor, memastikan distribusi panas lebih merata, mencegah hotspot, dan menjaga clearances tetap stabil saat mesin bekerja lama di rpm konstan.

Material juga jadi sorotan. Blok mesin dibuat dari aluminium casting untuk menekan bobot, sementara permukaan kritis dilapisi nanodiamond composite (NDC).

Lapisan ini berfungsi mengurangi gesekan, meningkatkan ketahanan aus pada rotor dan housing, sekaligus membantu efisiensi termal, isu klasik pada mesin rotari sejak era Mazda.

Pengembangan R05E tidak dilakukan sendirian. Harbin Dongan menggandeng AVL, perusahaan engineering global, untuk simulasi termal, combustion analysis, hingga durability testing. Kolaborasi ini penting karena mesin rotari punya tantangan besar di sealing, efisiensi pembakaran, dan emisi.

Mesin ini merupakan bagian dari strategi besar China dalam mendorong low-altitude aviation economy, mencakup pesawat ringan, UAV, hingga platform udara masa depan.

Ke depan, R05E bukan satu-satunya. Harbin Dongan juga tengah mengembangkan varian turbocharged, serta mesin rotari khusus UAV untuk ketinggian menengah hingga tinggi, dengan target produksi massal mulai 2027.

Singkatnya, R05E bukan sekadar eksperimen. Ini sinyal serius bahwa mesin rotari masih relevan, bukan untuk mobil sport seperti era RX-7, tapi sebagai power unit pesawat modern yang menuntut ringkas, stabil, dan efisien secara struktural.

Kita tunggu saja, kapankah mesin ini akan terlealisasikan pada pesawat terbang? [ziz/timBX/berbagaisumber].

Tags :

#
rotary,
#
rotary engine,
#
rx7,
#
pesawat,
#
china,
#
autonews