NOV 16, 2017@12:30 WIB | 2,166 Views
Anda tidak perlu motor seberat 240 kg untuk touring. MT-09 Tracer yang diimpor langsung dari Jepang oleh Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) ini adalah bukti dari itu. Dengan bobot kosong diklaim 190 kg, angka itu hampir tidak ada apa-apanya di kelas big bike menengah tapi cukup nyaman dan lapang untuk menyeberangi benua dengan jarak tempuh yang jauh dan sejumlah barang bawaan.
Ini adalah edisi touring dari model MT-09 naked, yang telah terbukti sangat sukses bagi Yamaha, menjadi motor terlaris ketiga di Eropa dengan lebih dari 10.000 orang memilikinya pada tahun pertama produksinya.
Dengan prestasi seperti itu, Yamaha bisa saja yakin menjual beberapa ribu lebih banyak hanya dengan memasang fairing dan kaca tinggi di depannya. Tapi Tracer lebih dari itu. Dia punya posisi riding yang baru. Dimana ketinggian jok MT-09 adalah 815 mm, Tracer 845 mm dan bisa disesuaikan hingga 860 mm. Posisinya juga telah digeser ke depan.
Handel bar lebih lebar, lebih tinggi dan lebih dekat dengan Anda, dan disesuaikan maju dan mundur sebesar 10 mm. Ini adalah posisi riding yang alami, tegak lurus, dengan jarak pendek untuk meraih handel. Kaca depan juga bisa dinaikkan atau diturunkan hingga 30 mm agar angin tak langsung menerpa helm Anda.
Dia mengadopsi mesin 847 cc 3 silinder berteknologi crossplane, menghasilkan 115 hp dan 87.5 Nm. Menurut Yamaha rasio power-to-weight-nya lebih baik dibanding Ducati Hyperstrada, Triumph Tiger Sport, Kawasaki Versys 1000, Suzuki V-Strom 1000 dan Honda Crossrunner.
Mungkin mereka ada benarnya. Ini adalah mesin yang sangat mudah dikendalikan, benar-benar layaknya mesin ganjil 3 silinder, memberikan kombinasi serbaguna dari putaran mid-range dan top-end yang bisa Anda mainkan. Dia bisa saja membuat Anda malas, bertahan dalam satu gigi namun tetap menghasilkan akselerasi yang responsif dan mulus di lintasan aspal yang berkelok-kelok.
Biarkan dia di gigi tiga dan dia akan menarik Anda keluar dari tikungan dengan tendangan yang spontan sejak dari 4.000 rpm. Tenaga dibangun dengan intensitas yang padat, dan nafas yang panjang saat Anda terus memutar tuas gasnya pada 8.000 atau 9.000 rpm. Puncak torsi berada pada 8.500, daya puncak pada 10.000, dan pada 11.500 limiter mulai intervensi.
Teknologi Tracer cukup lengkap. Dia mendapatkan kontrol traksi yang bisa dimatikan, dan hadir dengan rem ABS sebagai standar yang selalu aktif menjaga Anda nyosor. Ada mapping pembakaran yang berbeda dengan MT-09 dan pilihan tiga mode riding - 'A', 'B' dan 'Standard'.
'A' memberikan respons throttle agresif, 'B' santai dan 'Standar' di suatu tempat di tengahnya. Metode pemilihan mode ini juga sederhana. Anda cukup lepas tuas gas dan jempol menekan tombol 'Mode' di handel kanan. Tidak perlu menarik kopling, seperti pada beberapa motor lain. Apapun mode yang Anda pilih, mode akan kembali ke 'Standard' saat Anda mematikan kunci kontak.
Kontrol traksi sepertinya tidak terlalu mengganggu. Pada perjalanan panjang menuju Gunung Pancar, Bogor, ada jalan kecil berkelok-kelok, beberapa tidak begitu baik kondisinya muncul, setidaknya dua kali ban belakang slid bergeser ke samping saat tenaga dipacu dalam tikungan, tanpa ada tanda-tanda intervensi elektronik.
Tapi tak perlu khawatir, mengimbanginya ada rem masing-masing terdiri dari cakram depan 298 mm kembar dengan kaliper empat pot radial dan cakram belakang 245 mm tunggal dengan kaliper satu pot. Bagian depannya luar biasa, dengan kekuatan massa, Anda cukup melakukan pengereman dengan satu jari, lalu makin meyakinkan saat Anda meningkatkan tekanan pada tuas remnya.
Suspensi depan progresif sepanjang 137 mm dan garpu upside down berdiameter 41 mm memiliki preload dan redaman yang lebih bervariasi ketimbang punya MT-09 biasa. Mereka bekerja dengan baik menjaga turing Anda dengan nyaman dari beberapa permukaan aspal yang cukup jelek. Saya sangat senang berada di atas jok tebalnya sepanjang hari. Tapi mereka juga mempertahankan tingkat ketenangan yang baik saat saya menikung atau menurun dan naik, atau ketiganya sekaligus, apakah sambil di rem atau di gas.
Seperti MT-09, Tracer memiliki roda depan 17 inci. Mungkin ada tampilan samar-samar yang menggambarkan potensi off-road di sini, dan velg ini memang tercipta lebih enak dikendarai di jalanan biasa. Rasanya relatif lincah dan kemudi yang cepat, terbantu dengan bobotnya yang rendah, roda depan, dan handel yang lebar.
Tracer juga memiliki lampu depan LED yang bisa disesuaikan sorot sinarnya tanpa bantuan alat tambahan. Malah ada lebih banyak konsesi untuk turing pula di sini, semua jadi perlengkapan standar. Misalnya, Anda mendapatkan soket listrik 12 volt, pelindung tangan hand-guard senada bodi dan standar tengah.
Klaim 18,9 km/l dari Yamaha soal keiritan dan jarak tempuh maksimal tampaknya masih masuk akal pada akhir perjalanan saya. Dari tangki bensin yang besar, mencapai 18 liter, jejak digital di motor menginformasikan sisa 25 km lagi yang bisa saya tempuh saat indikator bensinnya tinggal satu bar setelah menempuh jarak 254 km. Hal lain tentang indikator besarnya itu, ada jam yang memberi tahu Anda durasi perjalanan dan suhu sekitar Anda, dan informasinya cukup mudah dinavigasi.
Secara keseluruhan kombinasi dari karakter dan performanya membuat MT-09 Tracer sukses menyenangkan saya dan partner di belakang dengan kemampuan dan kenyamanan turing sejatinya. Di saat yang bersamaan, Anda tetap berada di sebuah motor yang stylish saat Anda mau pergi sendiri dengan teman atau kerabat. [bil/timBX]
Spesifikasi Yamaha MT-09 Tracer
Mesin : 3 silinder Crossplane
Kapasitas : 847 cc
Tenaga : 115 hp @ 10.000 rpm
Torsi : 87.5 Nm @ 8.900 rpm
Transmisi : 6-Speed, Constant Mesh
Sasis : Aluminium die-cast frame
Suspension : Telescopic upside down & link type monoshock (depan & belakang)
Rem : Double disc ABS & Single disc ABS (depan & belakang)
Ban : 120/70-ZR17 & 180/55-ZR17 (depan & belakang)
Berat : 190 kg
Harga : Rp 325.000.000,-