AUG 01, 2019@10:00 WIB | 3,403 Views
Brake fluid tentunya sangat dibutuhkan bagi kendaraan. Brake fluid sendiri merupakan sebuah cairan (fluida) dalam sistem rem hidrolik yang bertugas untuk menyalurkan tekanan dari master rem menuju kaliper rem di roda. Brake Fluid terbagi menjadi dua bahan dasar berbasis glycol dan berbasis silicon. Mengenai cairan rem sendiri, ternyata ada masa pakainya, sehingga harus rutin diganti meskipun cairan ini masih ada dalam tabungnya. Pertanyaan, mengapa harus rutin diganti?
Seperti yang kalian tahu BlackPals, Iklim tropis di Indonesia sangat tinggi dengan tingkat kelembaban (60 % ‐ 80 %). Kelembaban inilah yang membuat timbulnya uap air yang akan masuk ke dalam master rem, dan menyebar nantinya. Selanjutnya, cairan rem atau brake fluid ini memiliki sifat higroskopis (menyerap air) dari brake fluid yang memiliki bahan dasar glycol.
Brake fluid dengan bahan dasar glycol dapat ditemukan di cairan rem dengan standar DOT 4. Dampaknya, jika terjadi kelembaban, dan terdapat kandungan air mencapai 3%, maka titik didih turun lebih dari 100°C, sehingga membuat adanya gelembung udara. Karena sifat udara bisa dikompresi, namun dalam “dunia pengereman” sifat tersebut membahayakan karena akan membuat cairan rem tidak terdorong ketika melakukan pengereman. Alhasil, rem tidak berfungsi normal alias blong.
Lantas, kapan harus mengganti brake fluid?
Menurut Taqwa Suryo Swasono, Chief Mechanic Autochem Racing, mengganti brake fluid dilakukan setidaknya setiap 1 tahun sekali, atau 20.000 km untuk mobil dan 10.000 km untuk motor.[prm/timBX]