AUG 30, 2025@10:00 WIB | 275 Views
Teknologi otomotif terus melesat maju. Fitur canggih seperti autonomous emergency braking, lane keep assist, sampai infotainment super pintar sudah jadi standar baru di mobil keluaran terbaru. Tapi, di balik semua kecanggihan itu, ada satu komponen sederhana yang justru masih jadi kunci: aki 12 volt.
Ya, aki mungil ini tetap jadi urat nadi penting baik di mobil bermesin bakar (ICE), hybrid, maupun full listrik (EV) yang dijual di Australia (dan juga global) tahun 2025. Memang seberapa besar pengaruhnya aki mungil ini untuk keseluruhan operasional mobil listrik saat ini?
Jadi, apa sih peran aki 12V?
Menurut David Thomson dari Victorian Automotive Chamber of Commerce (VACC), aki 12V di mobil ICE bertugas menghidupkan semua electronic control unit (ECU) dan aksesori listrik. Saat kunci diputar, semua sistem elektronik langsung aktif. Lalu, aki memberikan arus besar ke starter motor buat memutar crankshaft sampai mesin nyala.
Di mobil listrik dan hybrid, perannya nggak kalah penting. Aki 12V memasok daya ke komputer, lampu, wiper, AC, power window, sistem alarm, kunci pintu, sampai infotainment. Menurut Stuart Charity, CEO dari Australian Automotive Aftermarket Association (AAAA), aki 12V ini juga berfungsi sebagai “otak kecil” yang menjaga semua fitur low-voltage tetap hidup.
Kenapa EV masih pakai aki 12V?
Meski EV punya baterai besar bertegangan tinggi, keberadaan aki 12V justru vital. Thomson menjelaskan kalau aki 12V bertugas mengaktifkan kontaktor HV, mendukung inverter, dan memastikan proses charging bisa berjalan. Tanpa aki kecil ini, baterai besar EV nggak akan bisa nyala atau diisi ulang.
Ada juga fungsi safety. Charity menekankan, aki 12V jadi garda terdepan buat mencegah risiko kesetrum. Saat mobil dinyalakan, dimatikan, atau saat kecelakaan, aki 12V yang memutus sambungan baterai HV agar aman buat penumpang maupun teknisi.
Kenapa aki 12V sering tekor?
Jawaban simpelnya: usia pakai dan kebiasaan mobil modern. Bahkan saat parkir, sensor dan modul mobil tetap menarik daya pelan-pelan. Kalau mobil jarang dipakai, aki bisa pelan-pelan habis. Siklus “deep discharge” inilah yang bikin umur aki jadi pendek.
Di EV, masalahnya agak berbeda. Karena nggak mengalami siklus start-stop seperti mobil ICE, aki 12V di EV justru kehilangan kemampuannya menyimpan daya secara perlahan. Ditambah lagi, software atau program mobil kadang menghentikan pengisian aki 12V saat baterai utama low. Kalau ada bug software, aki bisa over-discharge dan mati mendadak.
Tanda-tanda aki 12V mulai lemah
Di mobil ICE, tanda paling gampang adalah starter jadi lambat saat mesin dinyalakan. Tapi di EV/hybrid, gejalanya lebih tricky. Bisa berupa:
Aksesori terasa lambat merespons
Infotainment butuh waktu lebih lama buat nyala
Muncul error di sistem elektronik
Bahkan, di beberapa EV, mobil nggak bisa masuk gigi atau sama sekali nggak bisa jalan
Tips merawat aki 12V biar awet
Meski pada akhirnya aki tetap punya umur, ada beberapa cara buat bikin dia bertahan lebih lama:
Jalankan mobil secara rutin. Untuk ICE, minimal 20 menit sekali jalan supaya aki bisa terisi penuh. Kalau hanya buat trip pendek, aki nggak sempat nge-charge balik.
Untuk EV/hybrid, biasakan mobil dalam kondisi “Ready” saat digunakan supaya aki 12V dapat suplai dari baterai HV.
Hindari suhu ekstrem. Parkir di garasi atau tempat teduh. Panas mempercepat degradasi aki.
Servis berkala. Cek kondisi tegangan aki biar bisa deteksi masalah sebelum telanjur tekor.
Jaga kebersihan terminal aki. Pastikan kering, bebas kotoran, dan nggak berkarat.
Jadi, meskipun ukurannya kecil dan sering dilupakan, aki 12V jelas masih jadi “nyawa” penting di setiap mobil — entah itu ICE, hybrid, atau full EV. Tanpa dia, mobil canggih sekalipun bisa cuma jadi pajangan di garasi. [Adi/TimBX]