OCT 22, 2018@10:05 WIB | 4,577 Views
Kesuksesaan terselenggaranya kompetisi modifikasi mobil di Indonesia, seperti BlackAuto Battle tentu tak lepas dari berbagai pihak yang terlibat di dalam ekosistemnya.
Mulai dari penyelenggara, peserta, pengunjung, dan yang tidak kalah penting tentunya dewan juri yang berkompeten dan memiliki integritas tinggi di bidang satu ini.
Seperti BlackAuto Battle yang tiap tahunnya telah mempercayakan penilaian kompetisi kepada asosiasi asal Indonesia yang diberi nama Asia Pacific Car Tuning atau biasa disebut Apact.
Sedikit mengenal Apact, asosiasi ini dibentuk sebagai wadah berkumpulnya para pelaku dan pegiat hobi modifikasi otomotif dari segala aspeknya. Mulai dari car audio, engine tuning, bodyworks, painting dan lain sebagainya.
Kali ini BlackXperience berkesempatan untuk bersua dan berbincang dengan salah satu Founder dari Apact yaitu Boy Prabowo. Mulai dari sepak terjangnya di dunia modifikasi sebagai juri, hingga pandangannya mengenai perkembangan modifikasi di Indonesia.
Passion pada otomotif
Awal mula karir Boy bersama rekan-rekannya membangun Apact bukannya tiba-tiba. Banyak proses yang telah ia lalui sebelumnya. Ia mengaku, passionya pada dunia otomotif lah yang membuatnya bisa menjadi seperti sekarang ini.
Memiliki ayah yang juga sangat fanatik dengan mobil, membuat Boy lambat laun jadi ikut tertarik dengan dunia tersebut. Pemahamannya terus bertambah dan berkembang kala menggeluti otomotif, hingga jalan hidupnya menuntunnya pada profesi sebagai jurnalis otomotif.
“Wah, ini emang dunia gue nih, dunia otomotif. Gue ibaratnya kerja sambil main. Jadi lebih menjiwai lah,” tutur Boy saat ditemui tim BlackXperience.com.
Dari lika liku pekerjaan jurnalis ini juga yang semakin menambah pengalaman dan pengetahuan Boy pada dunia otomotif, khususnya di bidang modifikasi. Banyak hal yang ia pelajari terkait modifikasi mobil, khususnya di bidang audio, membuatnya bisa mendapatkan berbagai pengalaman berharga.
Boy berkesempatan bergabung dengan asosiasi car audio internasional. Dari sana Boy mengaku mendapatkan banyak pengalaman dan tentunya pelajaran mengenai seluk beluk modifikasi mobil.
“Salah satu ilmu yang menambah pengetahuan gue disitu adalah gue bisa bergabung dengan asosiasi car audio dunia, macam-macam lah. Disitu lah gue belajar lagi banyak,” tutur Boy yang mendapat julukan Captain di Apact.
Berbekal pengalaman yang banyak ia dapat, akhirnya bersama rekan-rekannya ia mulai brainstorming dan memberanikan diri untuk membentuk Apact.
Tujuan dibentuknya Apact adalah menjadi wadah guna memajukan industri automotif Indonesia secara umum, khususnya untuk dunia modifikasi automotif dari segala aspeknya.
Untuk itu Apact juga membuat sejumlah regulasi dalam kontes modifikasi, yang dapat dijadikan acuan para penyelenggara untuk menggelar sebuah kompetisi. Tujuannya jelas, agar adanya regulasi yang sama, sehingga tidak terjadi bias dan adanya kesamaan dalam penetapan regulasi dalam kompetisi modifikasi.
”Kita pengen menstandarkan cara pandang yang sama tentang modifikasi. Seperti apa yang boleh dan tidak boleh. Seperti itulah kurang lebih,” jelas Boy.
Hingga saat ini Boy masih aktif di Apact dan menjabat sebagai Chief Operating Officer.
Cari kekurangannya
Asam garam sebagai juri modifikasi mobil telah Boy cicipi. Mulai dari yang suka maupun duka. Namun berbekal passion yang dimilikinya, semuanya ia jalani dengan senang hati.
Bagi Anda yang bertanya-tanya, keahlian apa yang mesti dimiliki untuk menjadi seorang juri modifikasi? Menurut Boy, semuanya kembali kepada passion dan kemauan.
“Basic-nya passion dulu, yang lain pasti ngikutin. Kalo dia udah passion, dia pasti ibaratnya akan menyerahkan segalanya untuk dunia yang dia cintai,” tutur Pria kelahiran Bandung tersebut.
Selain itu, kejelian juga dituntut dalam menjalankan pekerjaan sebagai juri modifikasi. Salah satu kunci penilaian yang harus dimiliki adalah bagaimana juri tersebut mampu melihat kekurangan dari mobil modifikasi yang telah di desain dengan begitu ‘wah’.
Karena menurut Boy, dalam kontes modifikasi mobil sudah pasti mobil-mobil yang ditampilkan merupakan mobil-mobil modifikasi yang terbaik. Jadi jangan sampai dibuat “silau” dengan tampilannya dan fokus pada kekurangan mobil peserta.
“Energi dasarnya adalah kita mencari kelemahan. Kalau kita mencari kelemahan, itu ada banyak banget. Kelemahan yang mana, dari sisi mana. Diantara itu, kita cari yang kekurangannya paling sedikit di antara yang lain,” jelas Boy.
Perkembangan modifikasi yang merata
Berbicara mengenai perkembangan dunia modifikasi mobil di Indonesia, menurut Boy sudah cukup merata. Kontes modifikasi mobil tidak lagi didominasi di kota-kota besar, tapi juga mulai merambah daerah-daerah lainnya.
“Kalau dulu orang modifikasi, paling Jakarta atau Bandung. Modif sekarang udah merambah ke pelosok,” ucap Boy.
Tengok saja kompetisi BlackAuto Battle 2018 yang tidak hanya digelar di kota-kota besar. Sebanyak 4 kota dijelajahi, mulai dari Purwokerto, Makassar, Solo dan Surabaya.
Terlebih, jika berbicara mengenai kreativitas modifikator asal Indonesia, menurut Boy sudah sangat inovatif. Menurutnya, jika dibandingkan di tingkat ASEAN, hasil modifikasi mobil karya bangsa pastinya dapat berbicara banyak.
“Saya lihat Indonesia di dunia modif, secara aliran, secara style, secara selera, Indonesia top banget lah. Kalau di level ASEAN aja nih, Indonesia top lah!,” pungkas Boy.