MENU
icon label
image label
blacklogo

Bermain Bersama Ubur-ubur di Kakaban

APR 01, 2019@10:43 WIB | 949 Views

Pulau Kakaban yang merupakan pulau terluar di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, sungguh menarik untuk dikunjungi. Pulau yang luasannya didominasi danau hingga 80 persen ketimbang daratannya ini, dulunya berada dalam gugusan Pulau Derawan. Kini, wilayah seluas 774,2 hektare ini masuk Kecamatan Maratua, tepatnya di Kampung Payung-payung.

Kakaban istimewa akan danau yang airnya berasal dari rembesan air laut dan kucuran hujan. Danau ini memiliki beberapa satwa endemik yang hanya terdapat di pulau itu sebagai dampak dari evolusi ribuan tahun. Kakaban merupakan habitat ubur-ubur mini yang tidak menyengat dalam jumlah ribuan. Mereka ‘terjebak’ sejak ribuan tahun silam di bagian dalam pulau (danau) yang akhirnya berevolusi seperti sekarang.

Populasi ubur-ubur tidak menyengat yang hidup di Danau Kakaban didominasi oleh jenis ubur-ubur totol (Mastigias papua). Sedangkan tiga jenis lain yang jumlahnya lebih sedikit ialah ubur-ubur bulan (Aurelia aurita), ubur-ubur kotak seukuran ujung jari telunjuk (Tripedalia cystophora), dan ubur-ubur terbalik (Cassiopea ornata). Ubur-ubur yang terakhir merupakan spesies yang paling aneh karena lebih sering berada di bagian bawah danau dan posisi tentakelnya terbalik, yaitu berada di bagian atas. Masing-masing spesies memiliki beda warna, dari jingga, kemerah-merahan, putih, bahkan ada yang terlihat seperti ungu muda.

Selain memiliki ubur-ubur endemik, Danau Kakaban juga memiliki delapan jenis ikan laut di dalamnya. Empat spesies utama yang mendiami air Danau Kakaban ialah Ikan serinding (Apogon lateralis), Ikan Puntang(Exyrias puntang), Coral fry (Antherinomorus endrachtensis), dan Ikan Jarum (Zenarchopterus dispar).

Nama Kakaban dalam bahasa Bajau bermakna memeluk. Hal ini berkaitan dengan bentuk fisik pulau ini yang memeluk laguna (danau) dan memisahkannya dari laut lepas. Bila dilihat dari kamera drone, pulau ini seolah berada di atas sebuah batu besar. Air payau hijau kebiru-biruan nan bening sungguh kental terasa. Ubur-ubur di Danau Kakaban tidak menyengat, bahkan geli bila disentuh. Jadi tidak ada alasan untuk tidak menceburkan diri di Danau Kakaban.

Untuk menuju pulau ini, dari Bandara Kalimarau, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, bisa dilanjutkan dengan speedboat kapasitas 200 PK selama 3 jam. Atau bila melalui jalan darat, terlebih dulu menuju Tanjung Batu selama 2 jam perjalanan yang berikutnya dilanjut dengan speedboat sekitar 1 hingga 2 jam.

Untuk menuju danau, kita harus berjalan 500 meter dengan rute menanjak 45 derajat. Jalur tempuhnya menggunakan jembatan ulin rapi. Sepanjang jalan, terlihat pepohonan besar dengan ranting menjuntai yang diberi nama Indonesia dan Latin. Bila telah tiba di dermaga tepi danau, hamparan ubur-ubur itu akan terlihat jelas.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin berenang di Danau Kakaban. Paling utama adalah dilarang menggunakan sunblock atau krim apapun. Pasalnya, zat kimia tersebut akan mencemari habitat ubur-ubur yang dikhawatirkan bisa membunuh kehidupan mereka.

Kedua tidak menggunakan alat bantu renang seperti kaki katak, sebab bisa melukai ubur-ubur. Ketiga, tidak boleh memegang atau mengangkat ubur-ubur keluar air. Ditakutkan, ubur-ubur akan langsung kehilangan keseimbangan. Terakhir adalah tidak boleh melompat ketika masuk danau karena bisa mengenai ubur-ubur dan membunuhnya.

Danau yang indah ini memberikan gambaran kehidupan purbakala yang ekstrim, sehingga beberapa spesies harus berevolusi untuk dapat terus bertahan hidup. Karena keberadaan empat jenis ubur-ubur ini, maka UNESCO menyatakan bahwa kawasan ini merupakan kawasan yang harus dilindungi. Sehingga kini Pulau Kakaban dijadikan sebagai salah satu kawasan Konservasi Satwa bersama dengan Pulau Sangalaki dan Maratua.

[Ard/tim BX]

Tags :

#
pulau kakaban,
#
ubur-ubur,
#
kalimantan timur,
#
kaltim

RELATED ARTICLE

X