MAR 29, 2019@17:58 WIB | 1,261 Views
Kawah Gunung Ijen yang berada di Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah fenomena alam yang menarik wisatawan di seluruh dunia. Pasalnya, kawah ini menampilkan kejadian alam yang sangat sulit ditemukan dimanapun. Sebuah pertunjukan keajaiban alam berupa api berwarna biru yang menari-nari ditengah gelapnya malam. Api biru di Kawah Ijen bahkan membuat penasaran para ilmuwan di dunia hingga melakukan penelitian khusus untuk itu.
Kawasan wisata Kawah Ijen masuk dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Kawah Ijen berada di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Yang menarik adalah kawah ini terletak di tengah kaldera terluas di Pulau Jawa. Ukuran kalderanya sekitar 20 kilometer. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter kali 600 meter dengan kedalaman 200 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.
Kawah Ijen yang terletak di wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi merupakan tempat penambangan belerang terbesar di Jawa Timur yang masih menggunakan cara tradisional. Ijen memiliki sumber sublimat belerang yang seakan tidak pernah habis dimanfaatkan untuk berbagai keperluan industri. Para penambang belerang ini akan kerap Anda temui sepanjang pendakian.
Tujuan utama ke sini tentunya untuk melihat api biru yang mendunia itu. Namun sebelum melihatnya kita harus melakukan pendakian yang tidak sebentar sekaligus dengan persiapan yang baik. Yang utama saat tiba di cagar alam adalah melaporkan pendakian dan membeli tanda masuk ke petugas PHPA.
Berikutnya adalah wajib untuk menyewa seorang pemandu daki yang tersedia. Ini perlu dilakukan karena mereka yang hafal jalur pijakan pendakian yang aman dan waktu serta lokasi foto terbaik. Jangan lupa selalu mengenakan masker hidung sepanjang pendakian, karena asap dan bau belerang yang sangat menusuk bisa sangat berbahaya.
Pendakian biasanya dimulai sejak jam 2 pagi demi mendapatkan momen terbaik api biru hingga ke pemandangan matahari terbit. Apalagi api biru memang hanya ada pada malam hari hingga fajar menyingsing. Jika datang di siang hari, kita bisa menginap di 2 wisma milik Departemen Kehutanan yang dapat disewa untuk umum. Paltuding juga merupakan camping ground sehingga pengunjung diijinkan mendirikan tenda.
Jujur saja pendakiannya tidak akan mudah. Selain jalurnya yang curam, mendaki di ketinggian seperti ini akan sanga membatasi nafas Anda. Belum lagi bau dan asap belerang yang sangat banyak karena ini gunung aktif. Padahal secara jarak, perjalanan ini hanyalah sejauh 4 kilometer saja. Buat Anda yang punya masalah dengan ketinggian, sebaiknya pikirkan ulang jika ingin mendaki Kawah Ijen.
Sesampainya di puncak, Anda masih harus turun ke dalam kawah beberapa ratus meter untuk bisa melihat fenomena api biru. Nah di sini segala kesusahan saat pendakian terbayar lunas. Keindahan pendar api biru yang mengalir bersama larutan sungai belerang sungguh tiada tandingannya.
Usai mengabadikan keajaiban alam ini, Anda harus mendaki balik ke puncak untuk bersantai sejenak menikmati matahari terbit. Nilai bonus yang luar biasa. Pemandangan danau hijau dari Kawah Ijen juga tidak kalah mempesona. Namun perlu diketahui bahwa berenang di danau tersebut tidak diperkenankan. Itu dikarenakan danaunya merupakan danau dengan keasaman nomor satu di dunia. Kain dan daging bisa luruh lantak jika terendam di sini.