JUL 13, 2020@09:45 WIB | 799 Views
Sebuah laporan mengejutkan kembali mengemuka, di mana saat ini lebih dari 15 miliar data pribadi curian sedang diperjualbelikan di Dark Web. Menurut temuan baru dari Digital Shadows, jumlah data pribadi curian yang diperedarkan kurang lebih dua kali lipat dari jumlah orang di dunia.
Dari 15 miliar data yang dicuri, 5 miliar di antaranya adalah data yang terbilang baru dan belum banyak digunakan dalam tindak kejahatan. Penilitian ini juga mengungkap jika data yang banyak terungkap adalah milik konsumen, termasuk username dan password, mulai dari rekening bank hingga akun streaming musik dan video.
Banyak detail akun yang ditawarkan secara gratis di Dark Web, namun rata-rata data pribadi dibanderol harga $15.43 atau sekitar Rp 221.000 per akunnya. Rekening bank dan akun finansial lainnya memiliki harga paling tinggi, di mana rata-rata $70.91 atau sekitar Rp 1 juta. Tapi ada juga akun-akun berharga lainya yang dilepas dengan harga $500 atau Rp 7.5 jutaan tergantung kualitas dari akunnya.
Digital Shadows mengatakan jika pihaknya telah menyelamatkan kliennya puluhan juta kali dari ancaman pembobolan dalam 18 bulan terakhir. Walaupun begitu, bagi penjahat siber, pembobolan akun adalah hal yang sangat mudah dan juga murah. Di mana ada begitu banyak tool jahat yang tersedia di pasar Dark Web dengan harga rata-rata Rp 60 ribuan saja dan dapat dioperasikan tanpa kemampuan teknis yang rumit.
Selagi meneliti, Digital Shadows juga mengamati perkembangan jasa pembobolan akun. Alih-alih membeli data pribadi, penjahat siber dapat menyewa identitas dalam jangka waktu tertentu dengan harga di bawah $10, tersedia di Genenis Market.
Mengerikan memang, intinya konsumen harus menggunakan password yang berbeda untuk tiap akun dan perusahaan pemegang akun harus selangkah di depan penjahat dengan memantau data akun yang mereka pegang. [leo/timBX]