DEC 07, 2017@20:00 WIB | 1,762 Views
Fabrizio Cross akhirnya telah melewati 20 tahun dan 4 prototype velomobile. Di akhir desainnya tersebut, Cross telah menempuh perjalanan 4000 km, di jalanan Victoria, British Columbia, Kanada, dimulai sejak April 2016. Baginya electric assist velomobile ciptaannya merupakan bagian panjang dari light electric vehicle (LEV) dibawah payung Electrom. Ia berkeinginan memasukkan karyanya dalam versi produksi.
Electrom melaju 10 kpj, dengan mengandalkan dual drivetrain, gowesan kaki Cross pada pedal menggerakkan ban belakang dengan penggerak rantai. Di kecepatan tinggi, kekuatan yang dihasilkan pedal mengalir ke generator. Bantuan penggerak mesin tenaga listrik berasal dari baterai dibelakang sebesar 500 watt.
Untuk kecepatan tertinggi, Electrom mampu menempuh 32 kpj sesuai peraturan di Victoria, setelah dibantu oleh tenaga electric assist bicycle. Dengan kecepatan konstan dan mengandalkan baterai tunggal 72V / 20 Ah, mampu berjalan sejauh 80 km. Bergantung berapa banyak kayuhan dan kecepatan kayuhan.
Meski memiliki motor hub 500 watt, bukan berarti Electrom berjalan lebih cepat, karena irama gowesan pedal tidak menentukan kecepatan. Pengguna hanya bisa mengayuh dengan kecepatan nyaman 80 rpm, dengan menggunakan throttle mengendalikan kecepatan, tanpa perpindahan gear.
Materi Electron terbuat dari carbon fiber, fiberglass, Kevlar, aircraft playwood dan hickory wood.”Bagian frame terdiri dari aluminium dan serat karbon. Saya menggunakan bahan dari beberapa prototype,” tutur Cross. Beberapa fitur memiliki ruang bagasi sebesar 100 liter, swing-away front fairing, dengan LED lighting system dengan turn indicator.
Cross berharap bisa mendapatkan kampanye crowd funding, untuk mengumpulkan dana produksi. Jika berjalan sesuai rencana, akan ditawarkan dengan harga berkisar USD 8.000 atau mencapai Rp 108 juta bergantung pada jumlah produksi dan volume penjualan. [Ahs/TimBX]