NOV 21, 2019@16:00 WIB | 1,121 Views
Kompetisi NTT Startup Challenge 2019 telah menelurkan beberapa perusahaan rintisan Indonesia yang bakal memberikan inspirasi dan percepatan ekosistem di Asia Tenggara. Ajang ini bertujuan unuk membangun ekosistem rintisan di kawasan Asia Tenggara dengan ide-ide cemerlang dibidang Fintech, Big Data, Sharing Economy, Artificial Intelligence serta sektor lainnya.
Ketiga perusahaan tersebut telah mendemonstrasikan perusahaannya yang mengkombinasikan kreativitas dan inovasi, melalui seleksi yang ketat selama berlangsungnya NTT Startup Challenge 2019. Nodeflux sebagai perusahaan rintisan pertama yang menyediakan real data monitoring mengenai pengenalan dan tingkah laku manusia menggunakan teknologi AI. Teknologi yang mereka ciptakan bisa digunakan di berbagai industri seperti perbankan, periklanan, dan hospitality serta mendukung konsep smart city.
Nodeflux berdiri tahun 2016, yang menyebut dirinya Vision AI Company sebagai perusahaan komputasi terbesar di Indonesia dengan menyerap 120 tenaga kerja. Nodeflux berhasil menjaring warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk kembali berkarya di Indonesia.
"Nodeflux menjadi perusahaan pertama asal Indonesia yang mendapatkan posisi terhormat di Nvidia MSPP Official Global Partner. Dunia deep learning yang lumayan booming saat ini yang oleh NVIDIA dibuatkan list 24 company dari global, Nodeflux masuk didalamnya dan satu-satunya dari Indonesia. Dan menjadi 1 dari 90 vendor dunia yang berhasil mendapatkan sertifikat NIST (National Institute of Standart and Technology)," tutur Meyde Fitranto dari Nodeflux.
Sektor AI yang telah diterapkan di publik sektor seperti yang dikerjakan bersama Kepolisian saat penyelenggaraan Asian Games 2018. Bersama Jakarta Smart City mendeteksi pengguna kendaraan yang nunggak pajak kendaraan dan sektor private. Kemudian bekerjasama dengan 13 Polda di seluruh Indonesia.
Sebagai pemenang yang kedua, Modal Rakyat. Merupakan perusahaan rintisan fintech P2P dengan kemampuan mitigasi risiko keuangan seperti perbankan pada umumnya dengan B2B2C. Modal Rakyat menjadi sebuah entitas dari OJK, untuk menangkap crowd fund dan menyalurkan ke pihak yang membutuhkan, dengan pendekatan teknologi.
"Pada satu waktu, kami menyadari bahwa ekonomi digital di Indonesia tumbuh cukup cepat berdasarkan data google data transaksi mencapai USD 40 billion atau mencapai Rp 563 triliun. Digital ekosistem ini perlu disupport untuk tumbuh lebih cepat, melalui Modal Rakyat. Ada gap sekitar Rp 500 triliun uang beredar yang tidak disentuh oleh lembaga keuangan konvensional, dan Modal Rakyat menjembatani gap tersebut," tutur Handoko dari Modal Rakyat.
Pendekatan yang kami lakukan adalah positioning kita sebagai bendahara atas pelaku startup. Saat mereka bertumbuh, tentu membutuhkan modal kerja. Modal Rakyat sebagai supporting system untuk mencairkan pendanaan. Setiap startup tetap membutuhkan jaringan dari perbankan untuk pertumbuhan bisnisnya. Pola bisnisnya secara close book dan didukung melalui aplikasi.
Pemenang berikutnya adalah Awan Tunai, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak dibidang value chain dengan pengembangan keuangan mikro untuk pengecer yang sekaligus mampu memberikan informasi data penjualan, informasi tentang kredit hingga mitigasi risiko.
Kesenjangan pelaku umkm bisa diperkecil dengan teknologi. Awan Tunai memelopori, dengan teknologi financial inclusif non bank yang bisa menjangkau masyarakat di luar pulau yang sulit terjangkau di dunia perbankan cukup dengan teknologi.
"Kami lebih fokus pada produktif loan, mengkombinasikan antar merchant dan distributor. Pemberian modal kerja itu sebagian prosentase kecilnya bisa untuk mitigasi risiko. Kami charge 2-4% per penurunan modal ke merchant," tutur perwakilan dari Awan Tunai.
Nodeflux sebagai pemenang berhak atas hadiah USD5000. Sedangkan pemenang kedua, Modal Rakyat berhak atas hadiah USD3000 dan pemenang ketiga Awan Tunai berhak atas hadiah USD2000.
Shigeki Hayashi, SVP Business Planning, NTT Ltd. menjelaskan, "Kami berharap akan terjadi kesinambungan inovasi yang terus dikembangkan oleh para pemenang dan akhirnya menginspirasi ekosistem usaha rintisan di Asia Tenggara. Dengan memberikan akses kepada para pemenang ke solusi teknologi cerdas NTT dan sumber pendanaan, maka program ini akan membantu percepatan terciptanya banyak solusi berbasis 4.0 di Indonesia dan Asia Tenggara."
NTT akan menyelenggarakan NTT Startup Challenge pada tahun 2020 di Indonesia dan di dua negara lainnya di Asia Tenggara. Kontes pemaparan singkat ide diselenggarakan sekitar bulan September 2020. "Kami mengundang semua perusahaan - perusahaan rintisan untuk bergabung dengan program NTT di 2020. Kami berharap dapat melihat dan mendengarkan gagasan-gagasan dan solusi-solusi yang segar dan terbaik yang akan diberikan di tahun 2020 mendatang," tutup Kinebuchi, pencentus program NTT Startup Challenge. [Ahs/timBX]