DEC 11, 2020@11:30 WIB | 751 Views
Kemeja yang memonitor tekanan darah atau sepasang kaus kaki yang dapat melacak kadar kolesterol, dalam beberapa tahun lagi akan jadi kenyataan. Hal ini muncul dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Applied Physics Reviews. Para peneliti memeriksa penggunaan mikrofiber, bahkan serat nano yang lebih kecil, sebagai monitor yang dapat dikenakan untuk melacak tanda-tanda vital pasien.
Teknologi berbasis mikrofiber dan nanofiber ini menjawab kekhawatiran ayng berkembang di komunitas medis tentang pemantauan penyakit kronis. Seperti diabetes, asma, obesitas dan tekanan darah tinggi, seiring bertambahnya usia populasi.
“Oleh karena itu, permintaan akan sistem perawatan kesehatan yang dipersonalisasi yang mendeteksi sinyal-bio pengguna di lokasi dan waktu tertentu berkembang pesat,” kata penulis Rituparna Ghosh.
Serat yang dapat dikenakan ini sangat sensitif dan fleksibel, serta dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah, detak jantung, kualitas tidur, kadar kolesterol, kadar oksigen, dan tanda vital lainnya. Karena ukurannya yang kecil, bahan ini dapat diaplikasikan langsung ke kulit, atau ditenun menjadi pakaian, seperti kemeja, kaus kaki, dasi, atau gelang.
“Anda bisa memiliki jam tangan. Anda bisa memiliki tato. Bisa digunakan dalam hampir semua bentuk,” kata Ghosh. “Kamu bisa memiliki sesuatu seperti masker wajah. Bisa jadi saputangan yang kamu pakai di pergelangan tangan dan mulai memberikan data.”
Penulis Seeram Ramakrishna dari National University of Singapore, mengatakan salah satu teknologi nanofiber paling menjanjikan, sensor piezoelektrik yang ditenagai energi mekanis, bisa siap dipasarkan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Teknologi lain katanya, mungkin siap untuk digunakan publik dalam waktu lima hingga delapan tahun.
Antara sekarang dan nanti, Ramakrishna mengatakan lebih banyak perlu dilakukan untuk membuat sensor serat lebih tahan lama, sehingga dapat digunakan berulang kali. Dan menghasilkan sumber daya yang andal dan portabel.
Selain itu, ini juga butuh waktu untuk meyakinakn komunitas medis bahwa teknologi ini akurat dan datanya dapat dipercaya untuk digunakan dengan pasien di dunia nyata.
“Komunitas medis selalu skeptis, sedangkan industri kebugaran sudah menggunakan konsep ini,” katanya. “Kami membutuhkan lebih banyak studi sebab-akibat. Kami perlu mengumpulkan informasi sehingga dokter akan benar-benar menerima bahwa ini adalah informasi yang dapat mereka andalkan.”
Nilai pasar global dari teknologi yang dapat dikenakan diperkirakan lebih dari $32 milyar dolar AS atau Rp324 trilyun pada tahun 2019. Ini diperkirakan akan melonjak hinga $74 milyar dolar AS atau Rp1,04 kuadriliun pada tahun 2025 karena aplikasi terus bermunculan. [yub/asl/timBX]