DEC 21, 2020@16:00 WIB | 998 Views
Produsen kamera asal Jerman, Leica, baru-baru ini meluncurkan koleksi baru yang lebih terjangkau. Itu adalah Leica SL2-2, versi yang lebih sporti dari kamera mirrorless 47 MP andalannya seharga $5.995. dolar AS atau sekitar Rp85 juta rupiah.
Dibanderol seharga $4.895 dolar AS atau setara Rp69 juta rupiah, Leica SL2-S menawarkan kecepatan, kemampuan cahaya rendah, kecakapan video dan sensor 24,6 MP. Kamera baru ini mampu mengambil gambar dengan kecepatan hingga 25 fps, ISO 100.000 dan video 4K 60 fps. Menarik, bukan?
SL2-S adalah Leica pertama dengan sensor iluminasi sisi belakang (BSI) yang kemungkinan dibuat oleh Sony. Jika tidak, ini tampaknya secara kasar didasarkan pada Panasonic S1, mengingat berat dan ukuran serupa, sistem stabilisasi dalam bodi 5,5 stop dan memiliki EVF OLED 5,76 juta dot yang juga serupa.
Tidak seperti kamera full-frame Panasonic, kamera ini memiliki slot kartu UHS-II ganda ada tidak ada slot QSD atau CFexpress.
Sama seperti pendahulunya S1, SL2-S juga memilki jendela bidik elektronik OLED 5,76 juta titik yang ideal untuk membuat video dan foto. Selain itu, terdapat pula tampilan layar sentuh belakang 3,2 inci.
Seperti kamera mirrorless Panasonic, kamera ini menggunakan autofokus deteksi kontras dengan pemetaan kedalaman. Hal ini biasanya menghasilkan fokus otomatis yang akurat untuk objek yang tidak terlalu banyak bergerak, namun tidak ideal untuk objek yang bergerak cepat.
Selain itu, SL2-S hanay dapat menangani pemotretan 5 fps dengan fokus otomatis kontinu diaktifkan, sehingga kecepatan pemotretan 25 fps dibatasi untuk fokus otomatis tetap dengan rana elektronik. Dengan rana mekanis, kamera ini dapat memotret 9 fps tanpa fokus otomatis kontinu.
Video handle SL2-S sangat bagus, yang lagi-lagi mirip dengan spesifikasi kamera Panasonic S1. Anda dapat merekam 4K hingga 60 fps melalui pemangkasan APS-C dengan perekaman internal 8-bi 4:2:0 dan eksternal 10 bit 4:2:2.
Pengambilan gambar 4K full frame dimungkinkan hingga 30 fps, dengan perekaman 10-bit 4:2:2 baik secara internal maupun eksternal. Rekaman harus tajam dalam mode itu, karena sampelnya diambil dari area sensor 6K.
Ini juga mendukung perekaman V-log dan HLG untuk pekerjaan HDR atau untuk memaksimalkan jangkauan dinamis, dan tidak ada bataasan waktu untuk merekam.
Leica menggunakan prosesor gambar dan sistem menu sendiri yang mirip dengan SL2. Ini memberi Anda akses mudah ke pengaturan favorit di halaman pertama. Termasuk adanya mode Cine yang memungkinkan Anda beralih dengan cepat antara pengaturan foto dan video.
Perusahaan Jerman ini telah menjanjikan pembaruan firmware tahun depan yang akan meningkatkan fokus otomatis, terutama di bidang deteksi mata, wajah dan tubuh. Kemungkinan, pabrikan juga akan melengkapi kamera mendatang dengan internal 10-bit 4K 60 fps melalui penggunaan codec HEVC yang lebih efisien. [yub/asl/timBX]