APR 19, 2020@10:45 WIB | 930 Views
Tingginya kasus Covid-19 di Amerika Serikat telah membuat seluruh sektor publik dihentikan atau lockdown. Jumlah kasus positif di Amerika Serikat mencapai 711197 menjadi yang tertinggi di seluruh dunia. Kondisi tersebut membawa pukulan tersendiri bagi masyarakat yang membuat terobosan di berbagai kehidupan, terutama cara pandang mereka terhadap gaya hidup, gaya konsumsi dan gaya interaksi sosial mereka. Perubahan gaya hidup yang kami maksud adalah prepper economy.
Sebagian orang memprediksi bahwa corona virus hanya sebentar saja. Karenanya mereka mempersiapkan sebuah kondisi yang lebih menakutkan. Kondisi saat itu diperkirakan dalam sebuah analisa ringan, "Ketika semut mengumpulkan bahan pangan seperti biji-bijian, kemudian membawanya ke dalam tanah, sementara belalang bernyanyi, berdansa dan mengejeknya."
Namun saat tiba musim dingin, belalang mengemis minta makanan, sementara semut merdeka dengan stok makanan yang aman dari badai. Coronavirus diibaratkan sebagai badai musim salju, sementara belalang baru sadar mereka berburu gandum untuk pasokan makanannya.
Dibelahan dunia manapun, kecenderungan tindakan manusia mulai mengerucut pada muara sama. Rak di supermarket mulai kosong, sabun, hingga tisu toilet pun kosong. Mereka yang percaya kondisi after Corona sebagai doomsday preppers, cenderung untuk menimbun bahan makanan, amunisi dan persediaan lainnya. Pola inilah yang kemudian dimanfaatkan lini bisnis baru, berbasis doomsday business, seperti bungker dengan harga jutaan dollar. Indikasi ini yang kemudian disebut sebagai prepper economy.
Jason Charles adalah satu diantara 3,7 penduduk Amerika Serikat yang diperkirakan memiliki persiapan saat musibah nuklir, badai atau krisis ekonomi. Sementara 'sekte' prepper adalah sisi lain dari berkembangkannya teori konspirasi, dengan akronim TEOTWAWKI (the End of The World As We Know It), mereka adalah golongan yang cukup rutin setiap waktu mengkaji teori Doom dan Bloom, serta Mom With a Prep, dalam sosial media seperti Facebook.
Salah satu dari penganut sekte ini menyebutkan,"Perang kali ini bukan soal peluru atau bungker, lebih pada bahan pangan dan peralatan medis," dikutip dari theHustle. Bahkan media ini telah mengambil sample pengeluaran pertahunnya. Rata-rata mereka menghabiskan USD1400, USD350 untuk makanan, USD1000 untuk perlengkapan per tahunnya.
Sementara beberapa negara menerapkan lockdown, kebutuhan akan suplay bahan pangan meningkat tajam. Selain pangan, brand "shelter in place" adalah paling diburu. Semacam bungker kecil, berukuran 4 orang, dapat menampung bahan pangan 2,7 juta kalori yang bisa bertahan hingga 30 tahun. Hatga yang ditawarkan USD 6.900. Seperti toilet portable yang dihargai USD24,95 dan kapasitas 6 galon air.
TingginyaDemandBunkerSebagai BusinessBaru
Secara massive dikembangkan di Sulphur Springs, Texas, oleh Ron Hubbard. Kontruksi bunker telah dikembangkan puluhan ribu dolar untuk teknologi bunker yang ia produksi. Ia menyebut dirinya sebagi Henry Ford of Bunkers, saat pertama kali meluncurkan Atlas Survival Shelters di 2008, untuk menjawab tingginya permintaan desain bunker. Harga Culvert pipe shelter yang ditawarkan USD49 ribu untuk ukuran 10x13. Namun dengan pilihan California platinum series, harganya melampaui USD5 juta, termasuk 28 ruang,greenhouse dan motor cave.
"Saya berterima kasih, Coronavirus telah memaksa saya menggarap 20 bunker yang sedang dibangun 3-6 bulan kedepan," tutur Hubbard. Pandemi telah merubah setiap orang untuk mempertimbangkan rumah yang lebih nyaman dimasa depan.
"Masing-masing klien kami percaya bahwa setelah corona bakal ada yang lebih besar lagi. Mereka butuh bunker, dipertegas dengan datangnya corovirus," lanjutnya.
Nasib baik tak hanya dialami Hubbard, Gary Lynch ikut kebagian tingginya demand rumah banker. Januari hingga Maret permintaan 4 kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Bahkan makin menunggu 10 hari terakhir akhir di bulan Maret. Market yang diambil Lynch bunker entry level dengan varian harga USD60-100 ribu.
Sejak tahun 2002, Rising S yang dibangun mencapai 1200 unit diseluruh Amerika Serikat. Sementara model paling favorit Silver Leaf dengan dimensi 500 square foot dalam format mini house dihargai USD122,5 ribu.
"Kami telah melengkapinya dengan alat fitnes, kolam renang, bowling dan teater film. Banyak varian custom seperti yang kami tawarkan pada Kim Kadarshian dan Kanye West," tutur Lynch.
"Kami penduduk Amerika Serikat tidak takut dengan pandemi, ada yang lebih besar kami takutkan. Pertama darurat hukum, penutupan kota dan tetangga menjarah makanan dari mereka," tutur Mike Peters pengusaha Ultimate Bunker dari Utah.[Ahs/timBX]