MAR 07, 2019@14:00 WIB | 122,590 Views
Mengenal lebih jauh modifikasi Jimny yang menginfluence para pecinta jip kecil berlogo S ini di Indonesia. Kegiatan Jimny Days Out ke-3 ini bisa melihat langsung bagaimana para Jimny Enthuisiast bergabung dalam wadah, dengan latar belakang berbagai aliran modifikasi dan juga hadir mewakili komunitas atau pribadi pecinta Jimny.
Ruh meet up ini bahwa suatu waktu Jimny pernah menggapai era keemasan, dan gerakan Jimny Daily sebagai motor Jimny Days Out lambat laun akan mengembalikan era keemasan tersebut. Parkir Timur Senayan menjadi saksi atas perkumpulan 80 mobil Jimny dari Jabodetabek dengan semua genre dari JDM, offroad, standar dan city slicker. Berbagai member komunitas datang dari SJI, SKIN, Young Jimners, LAAS, Owner 4x4 dan tidak kalah dari personal cukup antusias menghadiri acara ini.
"All varian hadir disini, mulai dari Jimny Jangkrik, Katana, kelas JA. Dibalik gerakan Jimny Days Out ini kami ingin menggerakkan #Jimny Daily, Karena konsepnya mengajak kembali pemilik Jimny menggunakan mobilnya untuk kegiatan sehari-hari tanpa malu. Maka dari itu kita sebut sebagai gerakan moral, bukan cenderung ke komunitas," tutur Kang Andre salah satu penggiat Jimny Daily.
Hendy Khadafi selaku ketua Pelaksana acara Jimny Days Out ke-3 menuturkan, selain. di Jakarta, Bekasi, sebagai tuan rumah penyelenggaraan. Bulan Maret ini rencana bakal ada gerakan yang sama di Medan. "Rencananya Jimny Days Out ke-4 akan berlangsung di luar kota, lebih tepatnya Medan Sumatera Utara," tutur Hendy kepada Blackxperience.com.
Anondo Eko selaku ketua IMI DKI, sebagai pemilik Jimny juga hadir dalam acara tersebut. “Jimny Days Out ini cukup saya apresiasi sebagai kegiatan yang cukup positif, sebagai ajang silaturrahim dan temu kangen pecinta Jimny baik dari Jabodetabek dan diluar Jabodetabek. Saya melihat pecinta Jimny datang dari berbagai kalangan usia yang berbeda baik itu usia senior sampai ke generasi millenial.”
Eko pemilik Jimny putih, dengan memodifikasi mobil Katana tahun 2002. “Saya menggeluti dunia balap dari tim Suzuki. Saya membeli Katana 2002 sebagai kecintaan saya terhadap brand ini, meskipun sudah tidak membalap dari tim Suzuki. Kemudian saya modif gaya original, hingga ke gaya modifikasi sekarang,” jelas kang Eko yang telah mengganti coil MSD dan mengganti main cable.
Sektor interionya menggunakan setir turbo, dan jok menggunakan Recaro Suzuki yang diadaptasi dari Suzuki Ignis Jepang. Begitu juga dengan dashboard dan yang paling kelihatan kang Eko yang telah mengganti roof dengan gaya Jimny Jepang.
Ruang modifikasi Jimny begitu luas. Kali ini salah satu peserta menggunakan modifikasi bumper bergaya JDM Aftermarket bermerek Taniguchi. Sedangkan mesinnya sudah mengadopsi JB32, dengan kapasitas 1300. Basic mobil Katana 1997 telah dirombak dengan mengganti grille JA 71 yang lebih tua. Bonnet depan terlihat jarang dan tidak beredar di Indonesia.
Part modifikasi selanjutnya, adalah roofrack buatan Suzuki yang universal, bisa digunakan untuk varian Jimny. Roofrack ini hanya cocok untuk Jimny yang punya atas trepes, dengan harga dipasaran sekitar Rp4,5-5 jutaan. Kelebihan roofrack ini tidak bisa ditiru, sehingga susah untuk menemukan part non orisinalnya. Spion JA 11 dengan tangkai spion minimalis cukup apik sebagai part modifikasi dengan harga barunya Rp3 jutaan.
Selain part-part tersebut, tim Blackxperience.com menemukan satu mobil Jimny yang berubah total menjadi Jimny SJ30. Dengan warna hijau tosca muda, menggunakan bumper pesek versi Jepang. Body sampingnya tidak menggunakan over fender, mengikuti regulasi Jepang. Bagian spionnya menggunakan varian SJ 30 gen 2, harganya ditaksir diatas Rp4 jutaan.
Tak lama kemudian kami menemukan sebuah Jimny paling unik. Jimny ini sengaja dimodifikasi seperti bentuk mobil yang digunakan tokoh kartun Tintin. Meski saat itu si Tintin menggunakan mobil Landrover, Taufik melakukan transformasi Jimny ke gaya Landrover. Basic Jimny Trepes besutan tahun 1983 ini awalnya pake kanvas.
Taufik mencopot kanvas, kemudian memotong bak, dan memodifikasinya dengan ukuran yang lebih minimalis dengan bak milik Suzuki Carry Pick Up. Diluar dugaan modifikasi tersebut menemukan lekukan yang pas. Penggunaan velg Selbo dari Kia Sportage lama menjadi perpaduan yang cukup catchy. Bagian interiornya menggunakan setir Nardi Torino berbahan kayu 14 inci yang mewah, dengan harga barunya hampir Rp7 jutaan.
Satu lagi mobil Jimny Caribian dengan bonnet yang cukup rare. Menggunakan bumper modifikasi menyelaraskan gaya bonnet carribian yang agak curva. Jika fascia depan cukup kekinian, namun bagian belakang mengadopsi gaya klasik. Penggunaan kayu di bak belakang mempertegas gaya klasik. Penempatan ban serep Accelera khusus untuk market Jepang yang kurus cukup jarang karena lebih sebagai komoditi ekspor.
Dari sekian banyak mobil Jimny, ada Jimny milik member komunitas Jimny Squad Adventure (JSA). Komunitas ini lebih ke karakter penyuka offroad. Mereka menggunakan beberapa medan di Klapa Nunggal, dan Desa Pelangi, Sentul. Selain JSA ada member dari Komunitas Suzuki Katana Jimny Indonesia (SKIn) yang membernya ada di setiap provinsi.
Komunitas yang paling muda,juga hadir meramaikan acara Jimny Days Out di parkir Timur Senayan. Dari segi umur mereka cukup muda, meski mereka rela menggunakan Jimny dengan tahun tua. Young Jimners. Mereka kalangan muda mengaku cukup antusias menggunakan Jimny sebagai mobil harian. Dan itu mematahkan cibiran bahwa mobil umur tua tidak enak untuk harian. Untuk permak dengan modal sedikit saja, sudah bikin ganteng.
Dari SKIn, tim Blackxperience.com memperoleh tips modifikasi untuk Suzuki Jimny. Pertama arahkan modifikasi sesuai dengan kebutuhan, apakah untuk daily atau untuk modifikasi seperti offroad misalnya. Jangan sampai yang tidak suka offroad harus menempuh modifikasi untuk kebutuhan offroad. Kedua sudah tidak zaman, bila mesin Jimny overheat, jadi modifikasinya jangan melupakan perawatan mesin seperti isi bensin dang anti oli, agar lebih available di semua kondisi dan cuaca. [Ahs/timBX]