OCT 10, 2019@08:00 WIB | 706 Views
Mitsubishi Motors bekerjasama dengan BPPT dan Kyudenko Co., melakukan peresmian studi bersama pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk pengisian daya kendaraan listrik di Pulau Sumba. Dalam kerjasama ini PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengembangkan energi panel surya sebagai energi baru terbarukan di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bilacenge, Sumba Barat Daya yang kemudian disalurkan ke alat pengisian daya cepat mobil listrik. Proyek studi bersama ini, menggunakan Mitsubishi i-MiEV sebagai kendaraan listrik yang diuji beserta perangkat pengisian daya cepat tipe chademo yang dipasangkan di kantor PLN Tambolaka.
Acara peresmian dilaksanakan di kantor Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) Tambolaka, Sumba Barat Daya pada 3 Oktober 2019. Studi Bersama ini diresmikan oleh perwakilan dari Mitsubishi Group (Mitsubishi Corporation, Mitsubishi Motors Corporation, dan PT MMKSI), Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT PLN (Persero), dan Kyudenko Co.
“Mitsubishi Motors telah membentuk sinergi positif dengan pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia sejak tahun lalu dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui pengenalan kendaraan listrik. Sebagai bagian dari kontribusi kami untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, kami ingin lebih melanjutkan studi bersama dan kolaborasi dengan lebih banyak pihak di masa depan,”ungkap Naoya Nakamura, President Director PT MMKSI.
Sebelumnya, pada Februari 2018, MMC menyerahkan 8 unit Mitsubishi OUTLANDER PHEV, 2 unit i-MiEV, dan 4 unit alat pengisian daya cepat pada pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terkait pengembangan infrastruktur kendaraan listrik Indonesia.
Energi Terbarukan & Studi Pengembangan EV di Sumba
Studi bersama Kendaraan Listrik di Sumba Barat Daya adalah studi kolaboratif antara Laboratorium Nasional untuk Teknologi Konversi Energi - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (B2TKE-BPPT), MMKSI, PT PLN dan Kyudenko.co Corporation. BPPT telah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Bilacenge dengan kapasitas 700 kWp. Pembangkit listrik ini dilengkapi dengan teknologi Sistem Manajemen Energi (EMS) bekerja sama dengan pemerintah Jepang melalui Kyudenko.co.
Dengan EMS, daya stabil 200 kW dapat disuplai ke jaringan listrik selama durasi 7 jam, mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 sore, terlepas dari sifat intermittency dari pembangkit listrik tenaga surya. Pengaturan output ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Jaringan komunikasi data dibangun untuk menghubungkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Bilacenge dan Stasiun Pengisian Daya di kantor PLN Tambolaka. Metode EMS adalah sebagai berikut:
Ketika pengisian selesai, sinyal akhir diterima dari smart meter secara bersamaan, maka transmisi daya dari EMS akan berhenti. Mekanisme ini tidak mengirimkan energi terbarukan langsung ke pengisi daya. Namun, segera setelah pengisian dimulai, listrik yang berasal dari energi terbarukan segera dikirim ke jaringan, pembangkit listrik “semu” sehingga rantai pasokan EV akan terealisasikan.[prm/timBX]