MAR 24, 2020@15:09 WIB | 1,635 Views
Setiap mobil baru yang dijual saat ini menggunakan fuel injection, namun tidak semua sistem injeksi bahan bakar ini sama. Sebagian mobil yang diproduksi menggunakan port injection, sementara yang lain menggunakan direct injection, dan ada yang mengkombinasikan kedua injection ini.
Injeksi bahan bakar adalah cara tepat untuk memasukkan bahan bakar ke dalam silinder daripada system pendahulunya yang berupa karburator. System injeksi ini mulai digunakan secara luas pada tahun 1980-an berkat pengembangan kontrol elektronik. Port injection menyuntikkan bahan bakar ke dalam intake runner hingga hadirnya system injeksi baru.
Direct injection pertama kali digunakan di pesawat terbang, dan versi mekanisnya digunakan pada 1950-an di Mercedes-Benz 300SL. Akan tetapi, teknologi ini tidak terlalu digunakan di beberapa kendaraan pabrikan lain hingga tahun 2000-an, ketika biaya bahan bakar yang lebih tinggi, memaksa para pembuat mobil untuk mencari cara baru untuk meningkatkan efisiensi. Ambil contoh seperti Ford EcoBoost dan SkyActiv dari Mazda hanyalah beberapa contoh keluarga mesin yang menggunakan direct injection. Cara kerja direct injection yaitu menembak bahan bakar langsung ke ruang bakar silinder, dan dilakukan pada tekanan yang jauh lebih tinggi daripada injeksi port injection.
Nah, untuk penggabungan kedua system injeksi ini, sudah dilakukan pabrikan lain seperti Toyota, misalnya, menggunakan system ini (D-4S) pada truk pickup Tacoma dan 86 mobil sport. Sistem ini cenderung menggunakan port injection pada beban engine dan rpm yang lebih rendah, dan direct injection pada rpm yang lebih tinggi.
Port injection menghasilkan campuran udara / bahan bakar yang lebih baik dan lebih stabil pada kecepatan engine yang lebih rendah, yang menghasilkan pengoperasian yang lebih mulus pada saat startup. Pada rpm yang lebih tinggi, direct injection memberikan efek pendinginan yang lebih besar, membuat daya lebih besar.
Seperti D-4S Toyota yang berfokus pada efisiensi dan mode homogen untuk tenaga yang lebih besar. Mode bertingkat terutama menggunakan port injection untuk membuat campuran udara / bahan bakar yang berbeda, untuk membuat engine dan catalytic converter berada di suhu yang sesuai.
Mengurangi berkumpulnya karbon adalah alasan lain untuk menggunakan kedua jenis injeksi ini. Penelitian telah menunjukkan bahwa mesin direct injection cenderung lebih rentan membuat mesin memiliki kerak karbon daripada mesin port injection, terutama pada katup intake. Dengan menambahkan port injection, bahan bakar dapat membersihkan katup-katup tersebut untuk mengurangi kerak-kerak karbon.[prm/timBX] foto dan tulisan: berbagai sumber