

OCT 11, 2025@19:00 WIB | 94 Views

Black Drag Bike 2025 Seri III sebagai seri penutup ini selain ajang bagi para rookie dan pemula dalam membubuhkan catatan waktu tercepat. Paling penting adalah mewadahi para pembalap untuk turun di balapan resmi, bukan di balapan liar.
Salah satu kelas lokal karesidenan yang dipertandingkan adalah Ninja 155cc Frame Standar Dulongmas, yang dipertandingkan pada 11 Oktober 2025 lalu. Kelas lokal Berbasis Ninja ini diikuti 27 starter, salah satu jumlah yang cukup ramai dipertandingkan, karena secara spek dan timing sudah mencapai 6,9 detik.
Dragster pertama yang naik podium adalah Dian Kecil. Dragster asal Cilacap kali ini membawahi motor dari Tim KRJ 127 Mayong Azka Rafa Racing, total timenya cukup bagus di 6,982 detik.

Dian Kecil dengan motor yang sama juga bertanding di kelas Sport 2T 155cc Frame Standar 130kg Open Point A, dan berhasil merebut podium 4 dengan total time 7.067 detik.
Dikelas Pemula Point B, Dian Kecil juga berhasil merebut posisi 4 podium dengan timing 7.062 detik.
Podium kedua di Ninja Frame Standar 155cc Dulangmas, diraih oleh Agung Benggol mewakili Tim SPX JAT Racing Doa IBu dengan time 7.039 detik. Posisi ketiga diraih oleh Octo Zalfa mewakili Tim Original Plafon Pamand Speed total time 7.039 detik.

Posisi ke-4 diraih oleh Gilang Delima mewakili Tim Racing Fast KT Tuner ASP Group dengan time 7.057 detik dan posisi ke-5 diraih oleh Tegar Sanjaya Michiko27HZ FT B-One Project total time 7.076 detik.
Memahami Keputusan Non JS, Berkat Buat Rookie, Amsyong Buat Legenda Errest

Legenda dragbike Errest yang berjuluk Joki Superman Legend Indonesia kembali ikut Black Drag Bike di Purwokerto. Kali ini membawahi tim Karjo Astria 09 Semarang Kota ikut di bracket 8 detik, 9,5 detik dan 10 detik. Pembalap kawakan genap 55 tahun ini bertandem dengan Karjo dragster muda asal Semarang kota.
Pimpinan Lomba sebelum start telah memberikan guidance dimana Black Drag Bike 2025 Purwokerto ini menggunakan sistem Non Jump Start. Sementara informasi itu difahami sebagai regulasi yang memudahkan peserta, karena mayoritas adalah rookie, dan hanya beberapa pembalap Pemula yang ikut di Black Drag Bike Seri Purwokerto 2025 ini.

“Saya dan Karjo turun dengan 4 kelas, 1 kelas bracket 8, 2 kelas bracket 9,5 dan 1 bracket 10. Sayangnya karena regulasi Non JS, timing kita jadi kecepetan. Di satu sisi membantu para rookie, namun motor saya dan Tim malah kecepetan semua timingnya,” ungkap Errest.
Lanjutnya karena regulasi tidak pakai RT, timing 9,2 detik untuk kelas 9,5 detik. “Di Bracket 9,5 detik saya kecepetan, total time menjadi 9,2 detik. Begitu juga dengan bracket 8 detik, malah di total time 7.993 detik,” tutur Errest yang menargetkan podium di bracket 8 detik.

Yang bikin krusial motor yang biasa time 8 detik dengan regulasi RT, jadi kedodoran waktumya. “Kami sudah latihan setting di sirkuit Raga Tuntang, Salatiga, timing kita tepat karena menggunakan RT, sementara motor-motor kita tidak disetting untuk ET,” tutup Errest yang turun di 4 motor untuk Bracket 8, 9,5 dan 10.

Sementara dari timing sistem memang masing-masing penyelenggara tidak ada yang sama. Hal itu diungkapkan oleh Andi Wahyu, perwakilan dari IMI Jatim. “Ada banyak timing sistem, kalau Black Drag Bike menggunakan 38racing, jawa barat ada sendiri, Jawa Timur ada M-Tech, ada juga RJ Timing dan DN Timing. Jarak antara lampu kuning dan hijau itu punya perbedaan seper sekian detik antar timing sistem tersebut. “

“Sekiranya ada free practice, coba dimaksimalkan, biar melihat langsung perbedaan total time. Jarak lampu kunnig terakhir dengan hijab berapa detik. Itulah yang harus diperhatikan pembalap. Mulai dari Black Drag Bike Malang sudah tidak lagi pakai Reaction Time(RT), make kemudian di Purwokerto juga tidak pakai RT. Yang dipakai ET (eclipse time) atau disebut sebagai waktu tempuh resmi,” jelas Andi Wahyu.
Mulai dari ninggalin sensor start diperbolehkan saat lampu kuning pertama. Pre State (lampu putih), State (Kuning), sebelum lampu hijau, para dragster sudah boleh start, dan tidak ada JS pada metode ini. [Ahs/timBX]