AUG 29, 2023@12:00 WIB | 512 Views
Black Motodify 2023 memiliki 10 kelas Kategori, yang dilombakan di Black Motodify pada 2 September 2023 di Lapangan Megamas Manado. Kesepuluh kelas tersebut sifatnya terbuka dan bisa diikuti siapapun, baik di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi seperti Gorontalo.
"Komunitas riding tanpa modifikasi berat, tetap bisa ikutan kontes di Black Motodify 2023. Modifikasi harian bisa ikut, salah satunya dengan kelas RX Series Fashion Style, atau Ninja 2T Series Fashion Style, Kelas Sunmori matic dan non matic. Untuk Black Motodify di Manado, kelas Sunmori yang dibuka tidak mengaju ke dunia racing, lebih ke motor daily used dan modifikasi proper dan mendukung safety riding tentunya," buka Robby Wahyudi, owner Motostylerz.
Trend modifikasi roda dua memang masih bergulat pada dua kutub culture, painting dan aksesoris. "Hampir di semua negara ASEAN, entah itu brand Malaysia, Thailand dan Vietnam masih memainkan dua unsur painting dan aksesoris. Pakem itulah yang kami pakai, dengan tidak menutup batas, tetap bisa dieksplore dari dua kombinasi tersebut, dengan benang merah yang sesuai tema modifikasi yang dianut di 10 kelas kategori di Black Motodify 2023 Manado," tambahnya.
Seperti kelas Thailand Style dan Thailook sebenarnya sama. Namun dalam kutub modifikasi memang beda-beda cara pandangnya. "Thailand Style dalam Black Motodify memang basicnya Thailook. Namun kami membuka diri untuk open mind, boleh menggunakan air brush. Di Thailand sendiri sudah melegalkan air brush dalam modifikasinya. Kita mengawal event Black Motodify di kelas Thailand Style bisa diikuti dengan kembangan air brush, kevlar, bahkan carbon forged, dan nanti dimix dengan part dari roh Thailook sendiri," terang Robbi ke tim Blackxperience.com.
Setiap modifikasi menggambarkan tingkat kesulitan, pengerjaan detailing pun jelas tergambar. Tema Thailand Style adalah Thailook yang open, tetap proper harian dan safety.
Kelas Racing Look yang juga cukup diminati. Tema besarnya memang racing, akan tetapi regulasinya lebih ke competition. Inspirasinya lebih ke motor-motor untuk kompetisi, road race, drag, supermoto, superbike, MotoGP dan tetap dalam sentuhan modifikasi, bukan sekedar trondol atau gaya balap saja.
"Di racing look tidak menilai materi pada engine (jantung pacu). Mungkin part pendukung bisa menambah point, namun tidak mutlak. Lebih show off secara look dan mendukung gaya racing competition,"tukas bro Robbi.
Juga kelas Fashion Modif di Black Motodify. Secara regulasi lebih ke modifikasi keren, tanpa merusak body, simple, decal, dan air brush. Gaya desain snack, makanan, minuman atau fashion jepang, namun tidak mendominasi dalam bodi motornya.
"Air Brush boleh digunakan tetapi tidak menutupi 80% dari bodi utamanya. Lebih pemanis, seperti juga untuk cutting sticker atau decal lebih sebagai pemanis dan bertema," cetusnya.
Di kelas Fashion Modif dan Racing Look boleh menggunakan variasi dan stabilizer. Tetapi harus punya fungsional nyata, kalau tidak malah menjadikan pengurangan point. "Saya ingin builder atau owner bisa bertanggungjawab atas variasi atau rubahan dari asli ke gaya lain, seperti rubahan tromol, suspensi, pengereman."
Kiblat modifikasi ala Motostylerz punya taste selain yang sering bergulir pada gelaran modifikasi lain. Pakem modifikasi ala Motosytlerz dilahirkan melalui riset.
"Riset melalui tanya jawab melalui pelaku modifikasi di Jabodetabek dan kota di Sumatera. Mimpi para modifikator tersebut kita serap dengan melahirkan kategori kelas baru, harapannya misi Motosylerz mengajak semua lapisan. Trend modifikasi sekarang bukan berdasar builder tertentu, namun bisa diikuti oleh siapapun termasuk komunitas atau klub dari simple, middle hingga high. Harapannya pecinta otomotif dapat mengikuti kelas yang kami dari komunitas, privateer hingga pelajar," tutup Robby.[Ahs/timBX]
