APR 14, 2025@14:00 WIB | 199 Views
Polestar telah mengibarkan bendera putih di pasar China dan juga kabarnya kini sudah memangkas dua pertiga tokonya di sana. Ini artinya hanya tinggal menunggu waktu saja hingga Polestar akhirnya angkat kaki dari China.
Walaupun sempat bangkit di awal tahun ini, Polestar ternyata tidak bisa menyembuhkan luka babak belur di tahun lalu. Indikasinya bisa terlihat dari jumlah toko yang awalnya berjumlah 36 di China kini hanya menjadi 10.
Jumlah toko yang menyusut hanya puncak gunung es karena jumlah penjualan tahun lalu yang membuat perusahaan merana sekarang. Tahun 2024, Polestar tercatat hanya menjual 3.120 mobil dari total 12,9 juta kendaraan energi baru di China.
Dari angka 12,9 juta, penjualan didominasi oleh merek lokal seperti BYD, Geely, Li, Xpeng, dan Xiaomi. Polestar tidak beruntung karena dianggap memiliki wujud dan spesifikasi teknis sangat mirip dengan merek Geely, terutama Zeekr.
Semua ini menggarisbawahi kenyataan yang brutal: Pasar kendaraan listrik China tidak lagi menjadi tempat yang ramah bagi merek "impor". Sementara Polestar membuat Polestar 2 di China dan dimiliki oleh Geely, operasinya dilakukan di Eropa.
Selain itu, di China, pemain lokal telah menemukan cara untuk membuat kendaraan listrik lebih cepat dan lebih murah daripada impor. Ditambah lagi sudah dilengkapi dengan teknologi yang secara khusus ditujukan untuk pasar yang bahkan tidak dapat dipenuhi oleh mobil bergaya Skandinavia yang paling minimalis sekalipun.
Kuartal pertama tahun 2025 sebenarnya menunjukkan peningkatan signifikan dengan kenaikan penjualan global sebesar 76%. Sayangnya, itu hanya mewakili 7% dari penjualan Polestar tahun 2024.
Oleh karenanya Polestar tengah mencari pasar baru dan dua negara Eropa, Inggris dan Prancis menjadi sasaran utamanya.Secara teknis ini bukan berarti Polestar benar-benar hengkang dari China. Namun, sulit untuk tidak menyadari bahwa Polestar adalah salah satu merek yang digerogoti dan disingkirkan oleh persaingan lokal yang ketat.[wic/timBX].