JUN 28, 2018@15:00 WIB | 2,626 Views
Inilah sebuah supersportscar yang terinspirasi dari Lamborghini Super Trofeo dengan performa galak. Memang supercar ini bukan barang baru, namun jumlahnya tak banyak di pasar Indonesia. Nah, seperti apa dan bagaimana potensi yang dimilikinya, BlackPals? Untuk menyibakkan jati diri supersportscar ganas ini kami mulai dari bahasa desain eksterior.
Menurut Lambo, Huracán Performante telah mengantongi DNA Lamborghini sejati. Para engineer Lamborghini menumpahkan ekspresi goresan tajam dalam sketsa, yang kemudian diwujudkan dengan hadirnya generasi tertinggi dari Huracán. Betul, desainnya masih sama dengan Huracán regular. Ia tetap memakai double Y-Shaped full-LED pada lampu depan. Begitu pula dengan lampu belakangnya. Secara turun temurun versi Performante juga mempertahankan guratan khas Lamborghini Hexagon di sekujur body dan interior.
Yang membedakan dari tipe regular adalah teknologi mutakhir bumper depan dan sayap belakang dari serat karbon spesial, yang mereka namai Aerodinamica Lamborghini Attiva alias ALA. Yang jelas hal ini membuat Lamborghini Huracán Performante tampil flamboyan saat bergeming pun juga ketika melesat kencang.
Jika kita tarik benang merah dari semua konsep, sejatinya pabrikan menghadirkan Huracán Performante sebagai perwujudan dari Lamborghini Super Trofeo versi produksi masal. Kenapa? Inspirasi performa dan desain terutama di bagian belakang, dengan bingkai dan struktur 'streetfighter' yang mengekspresikan sosok ganas bak mobil balap Lamborghini sesungguhnya.
Sementara, untuk interior nyaris sama dari versi standar. Balutan kulit alcantara, desain dashboard dan konsol tengah juga masih khas sporty ala Lamborghini. Huracán Performante merefleksikan kemewahan mobil di kelas supersportscar melalui penampakan interiornya. Jika Anda menengok ke dalam, kemungkinan besar Anda akan mengagumi atmosfir kemewahann pun juga kesan sporty-nya.
Performa Mesin
Huracán Performante menggendong mesin V10 naturally-aspirated berkapasitas 5,2 liter yang telah dilakukan tune-up, sehingga mampu menghasilkan ledakan tenaga 640 hp pada 8.000 rpm (meningkat 40 hp dari versi regular) dan dorongan torsi maksimum 600 Nm pada 6.500 rpm. Dari data angka tersebut, menjadikan Huracán Performante sebagai mesin V10 paling ganas yang pernah ada. Dan kami benar-benar berhasrat untuk membuktikan kebolehannya saat berada di Sirkuit Imola.
Saat kami berbincang dengan Lamborghini, mereka memaparkan beberapa rahasia untuk menaikkan tenaga mesin. Salah satunya adalah penggunaan manifold perunggu yang mengacu pada warisan edisi spesial sebelumnya seperti Diablo 30th Anniversary. Terlebih mesin ini telah dikembangkan oleh Lamborghini Motorsport Program.
Nah, agar mesin lebih galak, kata Maurizio Reggiani, Director Research and Development Lamborghini, dinamika fluida mesin untuk intake dan knalpot telah dioptimalkan. Ia menjelaskan pada air intake system V10 telah direkayasa sedemikian rupa agar respon mesin kian tangkas. “Tak hanya itu, dengan katup titanium baru, memungkinkan katup terbuka lebih lebar agar kinerja mesin semakin gahar. Kamu bisa coba langsung dan buktikan sendiri potensi Performante di sirkuit ini,” paparnya.
Tenaga besar dari jantung mekanis Performante dialirkan melalui sistem Lamborghini Doppia Frizzione (LDP) dual clutch 7-speed, sehingga hentakan saat perpindahan antar gear agak diredam (berbeda dengan single clutch milik Aventador). Meski dual clutch, namun betapa kencangnya mobil ini. Bayangkan saja, untuk melesat dari 0-100 hanya butuh tempo 2,9 detik. Jelas, kami tak mau langsung menyantap mentah-mentah data yang disodorkan. Setidaknya kami akan mengujinya semaksimal mungkin.
Untuk membuktikan itu, kami mencoba semua pilihan mode dari sistem ANIMA (Adaptive Network Intelligent Management) yaitu Strada, Sport, dan Corsa. Respon pedal akselerator, transmisi, kemudi, penyaluran tenaga mesin, sound-flap pada lubang knalpot besar, suspensi dan damper, sekaligus kontrol stabilitas bisa disesuaikan sesuai mode berkendara.
Pengujian di Imola
Inilah saat yang paling mendebarkan. Beruntung, kami adalah orang Indonesia pertama yang menguji dan menyiksa Huracán Performante. Kami gunakan 5 lap di awal untuk sesi pemanasan. Entah kenapa, saat itu juga instruktur Lamborghini menyarankan untuk langsung menggunakan mode Corsa. Padahal ini adalah mode untuk menghasilkan respon mesin terganas dan hanya tersedia opsi perpindahan gear manual. Kami pun mulai membiasakan menjentikkan jemari pada paddle shift untuk memindahkan gear.
Jujur ini adalah kali pertama kami berada di Imola. Pada lap pertama kami mengikuti mobil instruktur untuk memahami racing line lintasan. Lap berikutnya kami sedikit menggeber Performante, untuk mengetahui limit kapan harus kencang dan harus melambat. Ini semua terkait dengan cornering dan braking. Secara instan akhirnya 'feeling' kami mulai menyatu dengan Performante. Setelah lima lap berlalu, kami percaya bahwa mobil melesat sesuai arahan kemudi meski meluncur kencang sekalipun.
Stabil dan mudah diprediksi adalah dual hal yang kami bubuhkan pada Performante. Kami masih ingat saat kami mencoba Huracan standar beberapa tahun lalu, yang agak kurang nyaman saat pengereman pada kecepatan tinggi (230kpj) di sirkuit. Ia seperti ekor ikan yang bergoyang mengayun. Awalnya kami pikir akan sama, bahkan akan oversteer saat bermanuver tajam, namun nyatanya jauh berbeda. Berkat teknologi ALA, Performante seperti lengket dengan aspal sirkuit bahkan dengan pengendalian (handling) yang mantap.
Sistem pengereman carbon ceramic pun membuat Anda merasa aman tanpa rasa ketakutan saat hard braking. Pada mode Corsa semuanya sangat responsif, pun juga steering. Merek 'tetangga' memang kencang dan responsif, tapi rasanya Performante lebih mantap untuk digenggam. Anda bisa mengedalikan si banteng muda ini dengan mudah, bahkan dengan sistem ALA siapapun yang menungganginya akan dibuat sangat percaya diri melesat kencang.
Lantas bagaimana cara kerja ALA? Dengan bahasa yang sederhana, Performante akan dibuat tetap lekat dengan aspal tanpa selip meski melahap tikungan dengan kencang. Bobot Performante lebih ringan 40kg dari standar. Mungkin kita akan berpirkir bahwa bobot yang ringan (1,382kg atau 50kg lebih ringan dari Porsche 911 GT3 PDK) akan membuat mobil kehilangan grip. Namun engineer Lamborghini sudah memikirkan dan memformulasikan hal ini.
Mereka melakukan rekayasa tekanan menggunakan alogaritma hembusan angin. Manipulasi angin yang dihasilkan oleh ALA dapat menekan mobil tidak hanya dibagian belakang tetapi juga dibagian depan. ALA pada Lamborghini bekerja dengan membuka tutup flap pada bagian depan dan belakang, sanggup bekerja sinergis dan dapat juga independen sisi kiri maupun kanan agar kestabilan dalam menikung juga mendapat bantuan.
Namun kami skeptis, tak mau percaya begitu saja. Lebih dari 20 lap kami gunakan kesempatan untuk bersenang-senang dengan banteng ini, merasakan setiap hembusan tenaga dan penyatuan bersamanya. Butuh usaha keras buat kami untuk mencoba sedikit sliding atau membuatnya understeer saat melibas tikungan tajam Imola. Kami pun gagal dan harus mengakui betapa pintarnya teknologi ALA ini.
Saat trek lurus pun demikian. Kami melesat kencang 245 kpj dan harus melakukan hard braking sebelum masuk ke tikungan pertama. Saat itu katup depan ditutup dan sayap belakang yang mengambil alih keseimbangan dengan down force 750% dari versi standar. Sebuah kendaran yang mengundang decak kagum kalau kita berbincang soal keseimbangan.
Kemudian, apakah nyaman untuk dipakai untuk harian? Tentu saja. Sebaiknya gunakan mode strada atau sport saat di jalan raya. Karena mode Corsa memang diperuntukkan di sirkuit. Kami juga berkesempatan untuk menjajal Pefromante di luar sirkuit dan berkeliling sendirian di jalanan Bologna. Rasanya tetap mengasyikkan meski agaknya jika dipakai di jalan umum sistem ALA tak akan banyak digunakan.
Kami sungguh mengapresiasi yang dilakukan oleh Lamborgini dalam membesut Performante. Mereka tak mau mengambil jalan pintas untuk menambahkan tenaga jantung mekanis. Jika saja pabrikan mau menyematkan turbo, semua perkara akan mudah selesai. Namun Lamborghini tetaplah Lamborghini yang mewarisi tradisi mesin naturally aspirated dengan suara mesin yang menggelegar tegas. Mereka mau bersusah payah melakukan itu semua. Selain itu, komunikasi antara lingkar kemudi dengan aspal pun terjalin baik, handling yang mengesankan. Kami jatuh hati pada banteng muda ini. (alx/timBX)
Lamborghini Huracán Performante
Harga US$274,390
Mesin 5,2 L V10 90° IDS
Transmisi Kopling ganda 7-speed
Tenaga 640 hp @ 8.000
Torsi 600 Nm @ 6.500
Transmisi All-wheel drive
Dimensi 4,459 x 1,925 x 1,165 mm
Top Speed 325 kpj
Suspensi Aluminum double-wishbone suspension
Bobot 1,382 kg
Emisi CO2 314g/km
Akselerasi 2,9 detik (0-100kpj)
BBM 7 kpl (kombinasi)