

DEC 23, 2025@15:00 WIB | 53 Views
Suzuki Fronx masuk ke pasar Australia sebagai pengganti Suzuki Ignis. Tetapi, malah terjadi huru-hara yang membuat Suzuki Fronx ini malah dapat hasil tidak memuaskan, cenderung berbahaya. Kali ini ANCAP hanya berikan satu bintang malah mereka sendiri cenderung berikan 0 Bintang sama sekali.
Penyebabnya pun akibat seatbelt penumpang belakang terlepas begitu saja. Sungguh, tamparan keras Suzuki Australia kali ini terhadap produk yang mereka kembangkan sudah lama. Lantas, apa sih yang bikin pengujian kali ini beneran bikin gagal total?
Uji Coba Frontal Bikin Kacau
Dalam pengujian tabrakan frontal. Kali ini sabuk pengaman penumpang belakang gagal menahan penumpang tetap di posisi semula. Malah posisi penumpang tersebuh harus bersentuhan dengan kursi penumpang depan. Kemudian, dummy penumpang belakang pun bergerak liar dan akhirnya tingkat cedera penumpang belakang sangat tinggi sekali.
Namun, kejadian ini menurut mereka sangat langka namun jadi perhatian serius mereka. Dan kasus ini tidak mempengaruhi penilaian akhir yang memang Fronx sendiri tidak dapat nilai yang mengagumkan. Dengan kata lain, Fronx sendiri punya masalah pada performa struktur sasis dan sistem pengaman Fronx itu sendiri.k pengaman muncul.
Hasil akhirnya tetap satu bintang, dengan perlindungan penumpang anak hanya 40 persen, batas minimum mutlak agar tidak jatuh ke nol bintang. Angka ini tercatat sebagai salah satu yang terendah sejak ANCAP menerapkan sistem empat pilar penilaian pada 2017. Untuk perlindungan penumpang dewasa, Fronx hanya mencetak 48 persen, lagi-lagi berada di wilayah satu bintang.
ANCAP menyarankan agar penumpang dewasa dan anak tidak duduk di kursi belakang Suzuki Fronx sampai ketemu penyebab gagalnya seatbelt penumpang belakang.
Suzuki Australia langsung Respon Cepat
Suzuki Australia pun merespons cepat dengan menghentikan penjualan Fronx sementara. Mereka menyebut keselamatan sebagai prioritas utama dan tengah melakukan investigasi intensif bersama Suzuki Motor Corporation di Jepang. Secara regulasi, Fronx sebenarnya masih lolos standar keselamatan pemerintah Australia dan Selandia Baru, yang memang lebih longgar dibanding standar ANCAP. Namun di sinilah letak kontroversinya.
Kasus Fronx kembali membuka debat lama: apakah standar keselamatan minimum pemerintah sudah cukup untuk konsumen? Atau justru rating independen seperti ANCAP yang kini menjadi tolok ukur nyata bagi pembeli? Terlebih, ini bukan kali pertama Suzuki tersandung.
Dalam 18 bulan terakhir, Suzuki Swift versi Australia juga sempat mendapat satu bintang karena spesifikasi keselamatan yang lebih rendah dibanding versi Eropa.
Sekitar 1.300 unit Suzuki Fronx sudah terjual di Australia. Angka yang tidak besar, tetapi cukup untuk memunculkan pertanyaan serius tentang transparansi spesifikasi global, kompromi biaya, dan sejauh mana konsumen “dipaksa” percaya bahwa semua mobil baru otomatis aman.
Di tengah gempuran city SUV murah dan gaya hidup urban, kasus Suzuki Fronx menjadi pengingat pahit dimana desain menarik dan harga ramah tidak selalu berjalan seiring dengan perlindungan maksimal. Dan di era ketika satu bintang bukan lagi sekadar angka, reputasi sebuah merek bisa runtuh lebih cepat daripada airbag mengembang. [Adi/TimBX]