AUG 06, 2020@19:30 WIB | 2,065 Views
Triumph mendedikasikan diri sebagai pabrikan roda dua yang secara kontinyu memproduksi roda dua dengan kubikasi mesin terbesar. Diberi nama oleh Triumph, Rocket 3 karena mengandalkan tiga silinder untuk mesin generasi pertama 2004, dengan 2300 cc yang bertahan hingga akhirnya Triumph merilis kembali sosok penerus Rocket 3 GT dan Rocket 3R 2020 dengan peningkatan kapasitas mesin menjadi 2500cc.
Tenaga Triumph Rocket 3 dari 148 hp di generasi pertama 2004 meningkat menjadi 165 hp di generasi 2020. Tak hanya tenaga yang bertambah, berat kosongnya terkurasi dari 326 kg menjadi 291 kg, karena penggunaan aluminium casting, seperti di velg, header exhaust dan main frame. Rocket 3 GT 2020, tenaga bertambah, berat motor terkurangi 35 kg serta berpenggerak driveshaft.
Sistem pengapian full injection, namun sudah menggunakan teknologi ride by wire. Itu menandakan akselerasi motor tergolong stabil, meski bukaan throttle besar namun kecepatan tetap dikontrol by ECU atau dalam pilihan 4 riding mode. Dan Triumph Rocket 3GT ini konsumsi BBM-nya 6,82 liter untuk jarak tempuh 100km. Sementara emisi gas buang sudah standar Euro5 dengan klaim 158g/km.
Riding mode sudah menggunakan 4 pilihan, antara lain Rain, Road, Sport, Rider configurable yang bisa disetting sendiri. Tenaga 165 hp yang begitu besar didukung dengan penggerak final drive shaft, cukup ergonomis untuk kelas cruiser. Tiga silinder head didukung dengan piping exhaust yang eksotis, 2 exhaust di kanan dan satu di sisi kiri.
Mesin dan bodi yang besar diselaraskan dengan ukuran ban depan 17 inci 150/80 sementara ban belakang berukuran 16 inci 240/50. Kombinasi yang komplit antara tenaga besar dan body gambot sosok cruiser ini. Sektor pengereman diupgrade Dual 320 mm disc dengan kaliper Brembo M4.30 4 piston untuk depan dan single disc 300 mm untuk roda belakang dengan kaliper Brembo 4 piston. Teknologi ABS tidak hanya untuk track lurus, saat cornering pun ABS masih berfungsi.
Kenyamanan berkendara ditopang dengan pilihan shockbreaker Showa yang sudah upside-down berdiameter 47 mm, sudah dilengkapi rebound adjuster dan travel 120 mm. Suspensi belakangnya juga Showa dengan travel 107 mm, mendukung posisi ketinggian jok 773 mm cukup moderat dengan postur rider Asia.
Triumph Rocket 3GT saat dikendarai cukup ringan dan bertenaga. Tapi dengan torsi 220Nm cukup memberikan efek "ngejambak" bagi rider. Kombinasi kopling dan gigi juga smooth. Keduanya ditopang oleh ECU yang bekerja mengontrol mesin saat dikendarai. "Tenaga dari putaran mesin bawah hingga ke redline selalu terisi. Namun tetap bisa dihandle dengan mudah. Perpindahan gigi cukup cepat releasenya, engage mesin smooth tidak ngagetin," tutur Yogie reviewer dari Blackxperience.com.
Menyusuri short distance di Jakarta menjadi sebuah tantangan. Beberapa manuver di jalan sempit cukup mudah berakselerasi, meski dengan tenaga bongsor 165hp dan torsi menggigit 220 Nm. Kenyamanan riding dibantu dengan caster angle atau kemiringan rake 27,9 derajat, mempermudah handling, dan posisi riding yang lebih nyaman untuk sebuah motor cruiser, meski dengan lalu lintas padat seperti jalanan Kemang, Jakarta Selatan.
"Sebagai bagian teknologi terkini terlihat dengan tampilan digital instrument, kombinasi minimalis mencakup trip computer, digital tachometer, gear indicator, indikator bbm, jam, dan riding modes. Dan tentunya pecinta touring bisa memanfaatkan teknologi bluetooth untuk berkomunikasi antar rider," jelas Yogie Richard.
Teknis supply oksigen ke ruang bakar dipertegas dengan kehadiran intake udara yang fungsional di depan tangki. Huge Radiator untuk pendingin mesin dan sebuah pendingin kecil, memberikan sensasi pendinginan mesin secara berlapis, apa lagi dengan rute ibukota yang cukup padat. "Awal riding emang berasa hangat di kaki kanan, tapi setelah agak jauh pendinginan berjalan maksimal. Ini membantu cruising antar kota tetap nyaman," tutup Yogie. [Ahs/timBX]