DEC 22, 2020@06:30 WIB | 785 Views
CATL kabarnya mendapatkan akses nikel di Indonesia, yang telah disetujui pemerintah. CATL, salah satu produsen sel baterai lithium-ion terbesar di dunia, mungkin akan segera berinvestasi sekitar 5 miliar US Dollar untuk pabrik baru di Indonesia, menurut wakil menteri Indonesia (via Reuters).
Ini akan menjadi fasilitas yang sangat besar, yang menimbulkan pertanyaan, mengapa memilih Indonesia? Tentu saja karena Indonesia memiliki banyak nikel, tetapi tidak ingin hanya menjualnya, tetapi ingin melihatnya diproses secara lokal (setidaknya sebagian besar).
Menurut Wakil Menteri Septian Hario Set, produksi baterai baru bisa dimulai paling cepat 2024. “Targetnya mereka (CATL) akan berinvestasi sekitar 5 miliar US Dollar dan produksi baterai pertama bisa dilakukan pada 2024,” kata Septian.
Dia mengatakan CATL telah menandatangani perjanjian dengan penambang negara Indonesia PT Aneka Tambang yang mewajibkan CATL untuk memastikan 60% nikel diproses menjadi baterai di Indonesia.
"Kami tidak ingin mereka mendapatkan nikel kami tetapi kemudian memprosesnya di luar negeri," katanya.
Waktu akan memberi tahu apakah CATL benar-benar akan tergoda oleh pasokan bijih nikel laterit yang sangat kaya, karena dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar pabrik baterai baru hanya ditempatkan di dekat jalur perakitan mobil listrik.
Kita bisa melihatnya, terutama di Eropa, tetapi juga di Amerika Serikat (di Michigan - GM/LG Chem atau Georgia - SK Innovation).
Pada bulan Juni, Badan Koordinasi Penanaman Modal mengumumkan bahwa LG Chem sedang mempertimbangkan investasi dan terakhir mereka juga terlibat dengan Tesla, yang diharapkan akan mengirimkan delegasi pada Januari 2021. [dhe/asl/timBX] berbagai sumber