SEP 07, 2017@15:28 WIB | 5,761 Views
Di tengah hiruk pikuknya Ibukota, motor yang praktis tentu sangat membantu. Awalnya saya menganggap dibalik tampilannya yang besar, dia pasti akan buat badan pegal ketika menungganginya. Belum lagi harus menopang bodinya yang lebar. Namun terhenyak di luar eskpektasi, Kawasaki Ninja 1000 ini ternyata membawa beragam fitur baru dibalik desainnya yang futuristik.
Dimulai dari menengarkan dentuman bunyi knalpot Nassert Beet-nya yang nge-bass dan merdu. Ibarat dengar nada lagu kesayangan. Duduk di atas jok posisi setang tidak disangka cukup tegak, dan yang menyenangkan lagi perut tidak mengganjal tangki saat tubuh direbahkan ke depan. Terasa lebih nyaman saat melongok ke instrument cluster tampilannya mewah, perpaduan indikator digital dan analog untuk putaran mesin.
Melaju dengan santai di atas super bike turing ini serasa lebih percaya diri. Ringan, sama sekali tidak terasa kalau berat motor ini 231 kg. Mungkin efek pemusatan titik gravitasi di tengah, lewat penggunaan rangka aluminium termasuk rangka belakang dan monosok horizontal back-link. Makanya saya jadi makin percaya diri mengujinya dari Ibukota hingga ke wilayah urban di Jawa Barat.
Desainnya lebih futuristik layaknya moge Kawasaki berkapasitas 800 cc dan 1.000 cc. Model fairing juga tak luput dari tangan desainer. Model terbaru ini menggunakan fairing model sirip dan lubang yang besar untuk membantu membuang aliran udara panas saat motor dikendarai.
Ban depan mengusung ukuran 120/70-17, sementara ban belakang lebih lebar lagi dengan telapak 190/70-17. Melakukan cornering pada trek Sentul dengan kecepatan di atas 100 km/jam di lintasan kosong tidak menjadi kendala karena tapak yang lebar tadi. Bahkan raungan mesin raksasa yang berkarakter smooth enak saja digeber hingga rpm limit mencapai angka 13.000 rpm.
Tak seperti mesin 800 cc milik Z800 yang cenderung bertorsi galak, versi Ninja 1000 lebih smooth dalam menjaga rpm, tapi dibarengi dengan pencapaian akselerasi lebih cepat. Ini tak heran karena, Ninja 1000 ini punya fitur mirip ZX-14R atau ZX-6R 636, ada power mode dan KTRC. Power mode L (low) dan F (full), saat pakai L tenaga maksimum 142 HP hanya keluar kisaran 75-80 persen saja, cocok untuk jalanan licin. Sedang KTRC ada 4 mode; off, 1, 2, 3. Dan pemilihan pakai tombol di setang kiri.
Pengendaraan semakin nyaman dengan proses perpindahan gigi yang lembut pada sistem koplingnya. Sistemnya dilengkapi dengan slipper clutch, perangkat yang dapat menahan agar gigi tidak slip saat dinaikkan atau diturunkan, yang sangat berguna ketika menjelajah di daerah perbukitan atau di lintasan licin tadi. Mengatur kekerasan suspensi depan maupun belakang juga mudah tinggal putar.
Kebetulan saat saya memasuki kota Bogor, hujan menerjang dimana-mana. Jadi saya bisa merasakan kalau desain fairing bawah yang melebar memberi kenyamanan bagi kaki, aman dari cipratan air. Sementara badan juga enggak langsung kena angin, karena ada windshield yang bisa disetel tiga posisi. Rebah untuk riding sport, sedang untuk jalan standar, tegak cocok untuk turing.
Keseluruhan, motor seharga Rp 290 juta ini memang lebih cocok untuk riding kalem atau turing, apalagi kalau sudah dibekali braket boks opsionalnya seperti yang Anda lihat di artikel ini. Keberadaan braket ini akan lebih mempermudah saya bila membeli pannier (boks) originalnya untuk menyimpan helm atau toolkit. Dan karena dirancang bareng produsen boks ternama Italia, GIVI. Alhasil memasang-melepas panniers tersebut juga mudah tanpa butuh membuka baut atau sekrup. [bil/timBX]
Spesifikasi Kawasaki Ninja 1000
Mesin: DOHC 4-silinder
Transmisi 6-percepatan manual w/ slipper clutch assist
Kapasitas: 1.043 cc
Tenaga: 142 hp pada 10.000 rpm
Torsi maksimum: 111 Nm dari 7.300 rpm
Akselerasi: 0-100 kpj dalam 3 detik
Kecepatan puncak: 248 kpj.
Harga: Rp 290 juta