DEC 27, 2021@15:00 WIB | 8,175 Views
Nissan Leaf akhirnya meluncur di tanah air, dengan konsekuensi ini menjadi mobil yang cukup laku di dunia di dunia dengan 500 ribu unit. Tim Blackxperience.com mencobanya di ruas jalan raya, baik tol ataupun non tol. Seperti Cruising di jalan tol dengan full power, tenaga 148 hp dan torsi 321 Nm seperti mengendarai sebuah sedan sport. Torsi cukup terasa dari putaran rendah bergantung penggunaan throttle, ketika sedikit lebih dalam, roda depan akan spin lebih cepat, mengikuti tambahan akselerasi ke depan.
Easy to drive, Nissan Leaf dengan tingkat keamanan berbasis Intelligent Around View Monitor (IAVM) melalui 4 kamera dan fungsi e-pedal menggantikan beberapa fungsi sensor pintar yang cukup dioptimalkan oleh brand mobil lain. Nissan Leaf malah meminimalisir alert keamanan, dengan membebaskan driver cruising di jalan bebas hambatan. Dengan mengaktifkan e-pedal obyek di dekat mobil menjadi predictable dan jarak aman terkendali dengan melepas throttle, Nissan Leaf memfungsikan regeneratif breaking dan friksi bekerja otomatis hingga mobil benar-benar berhenti.
Kami tidak meragukan para engineer Nissan dengan sistem keamanan yang dibenamkan, tanpa alert yang berlebihan Nissan Leaf sudah cukup aman selama 150 km berselancar dengan Nissan Leaf. Alert beberapa fitur canggih seperti Foward Collision Warning (FCW) didesain bekerja dalam kondisi darurat, seperti hampir nambrak. Fitur FCW didukung fitur Forward Emergency Braking, ketika driver lupa tidak mengurangi kecepatan.
Dalam jarak aman versi Nissan, radar tidak akan mengirimkan sinyal atau alert, dan dukungan e-pedal menjadi fitur utama mengurangi risiko tabrakan dari arah depan. Sementara kemampuan mendeteksi obyek bergerak di belakang mobil kami buktikan saat parkir, bunyi beep memperingatkan kami saat mobil berjarak 1,5 hingga 2 meter dari obyek. Kami kagum dengan teknologi Intelligent Around View Monitor yang bekerja smooth tanpa mengintervensi cara berkendara kami.
Soal kekedapan Nissan Leaf mobil yang hening dan kedap membuat fokus berkendara lebih baik. Maklum tidak ada noise dari suara mesin, dan suara ban pun terminimalisir karena peredaman yang baik. Saat kami membejek throttle full tanpa e-pedal, speedometer naik secara instan 130 km/jam disitu suara motor dinamo EM57 AC3 Synchronous tidak terdengar ke kabin. Sementara e-pedal lebih nyaman saat diperkotaan yang padat dan Eco dihidupkan, tenaga mesin tetap keluar cukup liar saat di bejeg. Eco punya delivery yang smooth dan berkendara tetap lincah dan cenderung spinning saat bejeg throttle terlalu dalam.
Kami tidak meragukan para engineer Nissan dengan sistem keamanan yang dibenamkan, tanpa alert yang berlebihan Nissan Leaf sudah cukup aman dengan terdengar lirih ke kabin. Begitu juga saat throttle turun (revving down), lepas baru terdengar noise minor dynamo ke ruang kabin, dan disaat yang sama terjadi recharging ke baterai. Kami merasakan tidak ada intimidasi suara, saat throttle dibejeg, tidak seperti mobil konvesional. Di kondisi ini kami merasa nyaman karena kami tidak terdistorsi dengan suara dinamo saat akselerasi bertambah, percaya diri dan handling yang mudah.
Selebihnya kekedapan Nissan Leaf terbilang cukup baik, apalagi dengan car audio entertainment, staging, tonal serta vocal milik Nissan Leaf cukup menghibur. Didukung dengan 4 speaker dan 2 tweeter di pilar A memberikan kualitas audio yang pas. Pada steer sudah dilengkapi dengan beberapa menu seperti cruise control, voice command, telephone yang sudah terintegrasi secara system dengan Android Auto dan Apple Car Play pada Head Unit 8 inci.
Sesekali kami memencet klakson terdengar lirih di posisi passenger. Driving position yang enak, meski hanya tilt steering tanpa telescopic. Jok yang sudah menggunakan kulit dan alcantara, ditambahkan menu heater yang sebenarnya tidak cocok dengan iklim di Indonesia. Tetapi lebih memberikan kehangatan seat heater bagi pengemudi, dan identitas kelas sebuah Nissan Leaf.
Tuas knob transmisi yang unik, dibikin minimalis dan fungsional, dan dilengkapi electronic parking brake sekali sentuh. Tuas e-pedal dan ECO button menjadi pelengkap untuk mengaktifkan dan menonaktifkan gaya berkendara kami yang efisien, atau dibiarkan tanpa mengaktifkan keduanya bekal berakselerasi lebih liar seperti mobil konvesional pada umumnya.
Sistem suspensi perpaduan MacPherson Strut di depan dan Torsion beam di belakang dan coil springs di empat titik, kami rasakan settingan suspensi menuju lembut, dan dengan radius putar 5,4 meter, itu cukup nyaman berkendara di jalan ibu kota yang padat dan gang sempit sekalipun. Kami tak peduli Nissan Leaf tidak memberikan adjustable electric seat, manual saja oke. Gaya berkendara seperti hatchback dan sedikit condong ke gaya kemudi mendekati crossover.
Baca juga: Nissan Leaf 2023 Facelift, Harga Lebih Mahal 400 Dolar
Nissan Leaf dibandrol oleh Nissan Indonesia dengan harga Rp681 juta untuk dual tone, sedang single tone Rp679 juta. Nissan Leaf sudah mendapatkan peringkat keselamatan bintang 5 oleh Japan New Car Assesment Program, Euro NCAP, Australia ANCAP dan US NHTSA. Terlebih karena peredaran di dunia yang sudah lima ratus ribu lebih, Nissan Leaf sudah melewati berbagai pengujian mulai dari baterai hingga 10 miliar kilometer, uji banjir dan uji petir. BlackPals akan mendapatkan garansi 3 tahun atau 100 ribu km, garansi baterai 8 tahun atau 160 ribu km, serta bebas perawatan selama 5 tahun atau setara 70 ribu km.[Ahs/timBX]