NOV 30, 2018@13:45 WIB | 5,280 Views
Bunyi yang muncul di kaki-kaki atau suspensi mobil tidak boleh dianggap remeh. Sebab, itu bisa menjadi gejala awal dari kerusakan yang terjadi pada komponen kaki-kaki atau suspensinya. Sebelum terlambat, sebaiknya segera lakukan pengecekan komponen kaki-kaki mobil Anda ke bengkel.
Bunyi-bunyian yang umumnya terjadi pada suspensi mobil umumnya terjadi pada komponen Constant Velocity Joint (CV joint), yang juga kerap disebut dengan as kopel atau kopel as bagian luar (outher shaft). Adanya masalah pada komponen ini akan menimbulkan bunyi yang selalu muncul saat mobil berbelok.
CV joint biasa digunakan untuk mobil berpenggerak roda depan yang berfungsi buat meneruskan putaran ke roda penggerak. Masalah yang kerap terjadi di komponen ini diawali pada karet pelindung CV joint yang rusak atau akibat pemakaian dan usia.
Adanya bunyi saat berbelok dapat disebabkan karena adanya masalah pada CV joint
Ketika sobek, karet yang melindungi CV joint membuat pelumasnya keluar dan mudah dihinggapi kotoran. Alhasil, CV joint makin lama makin aus karena air dan kotoran. Biaya penggantian komponen ini bervariasi, bergantung pada model mobil yang Anda pakai.
Selain CV joint, bagian batang (link) stabilizer juga rentan mengalami kerusakan. Umumnya, kerusakan di pada link stabilizer didahului dengan bunyi “gluduk..gluduk..” saat setir diputar atau belok. Adanya suara tersebut jelas sedikit menggangu kita saat berkendara. Bunyi yang ditimbulkan tersebut disebabkan karet support pada link stabilizer yang sudah aus atau pecah.
Kalau kerusakan pada link stabilizer ini sudah parah, bunyi yang dikeluarkan akan semakin keras dan handling mobil akan terganggu. Jika sudah begitu, satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mengganti link stabilizer.
Baca juga: Bengkel Kaki Kaki Mobil Semarang
Jika link stabilizer rusak, tidak ada pilihan lain selain menggantinya
Selanjutnya adalah rack steer. Kerusakan pada rack steer umumnya terjadi akibat umur pakai, kondisi jalan atau perilaku mengemudi yang agresif. Biasanya kerusakan yang terjadi pada rack steer bermula dari sobeknya karet boot roda, lalu masuk kotoran dari luar akan menempel pada bagian gigi penghubung yang sudah dilumasi dengan gemuk atau grease, sehingga putaran gigi penghubung jadi berat dan berpotensi merusak gigi rack dan pinion-nya.
Khusus untuk mobil yang sudah menggunakan sistem electric power steering (EPS), jika pergerakan gigi sudah aus akan mengakibatkan pembacaan sensor gerak menjadi berantakan. Jika didiamkan, lama kelamaan akan merembet ke peranti lain seperti sensor EPS-nya.
Indikasi awal adanya masalah pada rack steer di mobil yang sudah menggunakan electric power steering, biasanya setir jadi loss atau dapat berputar tetapi terasa berat karena tidak mampu meng-assist. Otomatis biaya perbaikannya pun dipastikan akan meroket.
Sama seperti link stabilizer, tie-rod juga wajib diganti jika sudah rusak parah
Terakhir adalah tie-rod dan long tie-rod. Sebagai penghubung antara kemudi dengan roda, tie rod memiliki beban kerja yang cukup besar. Seiring pemakaian, komponen ini tentunya akan mengalami kerusakan. Ketika rusak, tie rod akan menimbulkan banyak gejala.
Gejala yang pertama adalah putaran setir akan terasa oblak dan melayang. Namun jika hanya satu sisi tie rod yang rusak, karakter setir akan menarik ke satu sisi. Kedua, ada bunyi ‘klek’ saat roda dibelokkan. Cara yang paling ampuh untuk memeriksa kondisi tie-rod adalah dengan mendongkrak kedua roda depan hingga tak bersentuhan dengan permukaan jalan.
Lalu, gerakkan roda dengan cara memegang sisi kanan dan kiri ban memakai tangan. Goyang-goyangkan agak kuat ke depan dan belakang, lalu cermati gejala yang muncul. Saat tie rod atau long tie rod rusak, akan muncul gejala roda yang oblak. Bahkan jika sudah parah, akan disertai bunyi ‘klotok..klotok’. Jika sudah begitu, tak ada jalan lain selain menggantinya.[ap/timBX]