JAN 25, 2015@15:00 WIB | 1,544 Views
Peneliti mengklaim bahwa emosi negatif yang terekspresikan melalui Twitter ternyata berhubungan dengan sakit jantung. Melepaskan kemarahan di Twitter memang sarana yang melegakan bagi sebagian orang. Sayangnya studi terbaru mengatakan bahwa hal ini mampu meningkatkan serangan penyakit jantung pengguna.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Universitas Pennsylvania, Amerika. Terdapat korelasi yang kuat antara bahasa emosional yang digunakan di Twitter dengan kematian akibat serangan jantung. Penelitian terbaru ini menemukan bahwa Twitter bisa menangkap lebih banyak informasi mengenai tingkat serangan jantung yang bisa diderita seseorang daripada memeriksa faktor tradisional lain yang lebih dahulu diketahui.
Meneliti tweet publik yang dibuat antara 2009 hingga 2010, peneliti menemukan bahwa mereka yang suka menggunakan kata "benci" beserta konotasi kata yang lebih eksplisit lagi namun memiliki makna negatif yang sama, ternyata mereka memiliki tingkat serangan jantung yang lebih tinggi. Sedangkan ungkapan emosi positif yang ditunjukkan di Twitter menunjukkan bahwa penggunannya beresiko rendah terkena serangan jantung.
Memang penelitian ini terdengar tidak masuk akal, namun para ilmuan terutama Psikolog telah lama meneliti Twitter untuk mengumpulkan data mental manusia secara kolektif. Bahkan ilmuan pun mencari data penyakit flu dengan metode menyaring pesan-pesan di Twitter.[Lalu/timBX]