FEB 10, 2025@18:00 WIB | 448 Views
Tenarnya motor dengan spek HEREX, ternyata ada dua singkatan mengilhami, Honda Racing Racing X dan Honda Exciting Rider Extreme menjadi cukup digemari kalangan muda. Pertama karena motor ini dibangun berbasis performance dan kedua motor bisa dipakai daily dan touring. Ketiga modifikasi Herex berkembang di sektor aksesoris yang cukup bergaram hingga dipamerkan di kontes modifikasi.
Setelah sebelumnya kami membagikan tips modifikasi ala engine herex, kini kita bakal mengulas lagi sisi historis dari Herex. Jadi klan modifikasi yang paling original lahir di Indonesia, salah satunya Herex. Yang secara teknis lahir dari model Honda dengan basic satu silinder, dengan dua klep. Jadi motor Honda dengan spesifikasi diluar itu sudah bukan menjadi klan Herex.
HEREX identik dengan motor naked, gaya shock depan yang tinggi, karena menggunakan shock depan dari versi GLMax yang memang lebih panjang atau digunakan menggunakan shock breaker yang rigid. Sektor handling penggunaan stang jepit, gas spontan, dan ban depan dan belakang menggunakan ban cacing. Karena HEREX adalah motor yang dibangun untuk performance, berpendingin udara, dan hanya digunakan untuk balap liar atau balap resmian.
Motor Herex untuk kompetisi pasti sudah punya rasio kompresi 13, makanya secara konsumsi BBM minimal harus menggunakan Pertamax Turbo. Untuk kelas kompetisi, biasanya motor ini mentok di kubikasi 300cc. Kompetisi dari 201m, 402m, 500m hingga 1200m.
Dengan modifikasi single piston diamter 70mm, 2 valve, kruk As, noken AS yang sudah dicustom. Plat Kopling 6 lapis, karburator KRJ diameter 42mm. Semua engine dibuat sendiri dengan mesin bubut milik Madhe Garage.
"Saya buat Herex untuk kompetisi dalam 1 tahun mencapai 10 unit. Masing-masing unitnya di angka Rp45 juta. Dengan rasio kompresi yang tinggi membutuhkan oktan yang tinggi. Kompresi yang tinggi dihasilkan dengan bubut piston bagian kubah dan memapras kop," ungkap Madhe dari Madhe Garage Jember semuanya full kompetisi.
Sementara Herex untuk harian touring tidak perlu rasio kompresi yang tinggi, cukup dengan 11.5 :1 bisa menenggak Pertamax. Bisa menggunakan piston dome datar, dikawinkan dengan squase 5 derajat. Dengan oktan yang tinggi, pengapian agak susah dinyalakan, dan jalan keluarnya harus menggeser pengapian. Makanya Herex untuk touring tidak perlu kompresi yang terlalu tinggi.
Cukup dengan piston 66,9mm, klep in 28,6 mm dan klep out 34mm dengan batang klep 4,5mm. Dengan klep semakin enteng membuat akselerasi lebih mudah. Pilihan per klep untuk turing, cukup menggunakan per klep original Tiger. Ganti dengan inner diameter spring 4 mm besar, dengan panjang 38,5mm ukuran original Tiger, atau menggunakan perklep dari Satria Karbu.
Ketika Herex touring dibawa jarak jauh, diperhatikan apakah ada suara mengelitik atau tidak. Bisanya kompresi agak kurang padet, karena ring piston, atau per klep yang mulai memuai, jadi sedikit lembek. Pilihlah per klep yang sedikit lembek tapi cepat kembali, dan itu mengakomodasi saat mesin panas.
Bosh klep atau botol klep yang standar, dengan jarak klep In dan klep out tetep standar saat overlap. Menentukan lift knoken AS, dengan overlap tinggi dan jarak klep yang cocok. Semakin tinggi overlap malah bikin kompresi lembek. Kombinasi itu yang menjadi penting untuk durabilitas dari head Herex lebih menjadi durable. [Ahs/timBX]