FEB 26, 2018@18:00 WIB | 1,308 Views
Sebuah perusahaan pakaian jadi di Boston Ministry of Supply telah berinovasi pada menciptakan jaket dengan fitur personalized climate control. Artinya jaket ini mampu memberikan efek panas sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan beberapa trik praktis di lengan bajunya.
Bahannya terbuat campuran polyester dan polyurethane, jaket ini memiliki bahan yang waterproof, windproof dan tahan bau. Seperti halnya jaket biasa, elemen pemanas carbon fiber didalamnya seberat 100 gram. Jaket ini disebut sebagai the Mercury.
Menggunakan baterai 10.000 mAh yang disambungkan dengan charger USB, Mercury akan mulai memanaskan tubuh saat dipakai. Dengan sensor accelerometer dan body heat sensor, meresepon suhu dan gerak pemakainya, sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan, apakah sedang berjalan atau diam.
Jaket Mercury memilki machine learning, untuk mengenalkan dirinya ke user preferences. Semakin banyak umpan balik yang diberikan kepada jaket, semakin bagus untuk menyesuaikan secara otomatis, untuk menjaga suhu di tingkat optimal hingga 57 derajat celcius.
Melalui aplikasi smartphone, Jaket Mercury disupport untuk Amazon Alexa. Anda bisa menyuruhnya untuk memanaskan jaket ketika Anda sedang berada di outdoor. Dilengkapi dengan Qi wireless charger, di salah satu kantong. Itu berarti juga bisa untuk men-charge smartphone Anda melalui jaringan nirkabel. Baterai jaket mampu beroperasi 4,5 jam dengan maksimum output, dan bisa bertahan seminggu jika digunakan secara ekonomis.
The Mercury Jacket akan ditawarkan dengan harga USD 195 atau Rp2,6 juta, dan akan dikirimkan pada bulan November, jika berjalan sesuai ekspektasi. Karena The Mercury masih berjalan di kampanye Kickstarter. [Ahs/timBX]