JUN 25, 2020@17:20 WIB | 7,628 Views
Belakangan ini, tren sepeda lipat sedang menjamur akibat munculnya kebiasaan bersepeda di kota-kota besar di Indonesia. Sepeda handmade asal London, Inggris, Brompton pun menjadi incaran panas para pesepeda. Namun sayang, tingginya permintaan pasar akan brand ini membuat harga jualnya meningkat drastis. Untuk varian standar di Indonesia, pasarannya berada di angka Rp25 – Rp50 juta rupiah, tergatung model. Bahkan ada beberapa model Brompton yang menyentuh angka ratusan juta rupiah.
Meski pada awalnya hanya familiar di telinga para pecinta sepeda, masuknya Brompton sebagai barang selundupan kasus Garuda Indonesia juga membuat brand ini makin populer di Tanah Air. Sejumlah pakar ekonomi menilai, kenaikan harga Brompton disebabkan tingginya permintaan yang tidak sebanding dengan minimnya pasokan. Harganya yang selangit pun membuat sepeda ini hanya untuk kalangan tertentu saja.
Dua pemuda, Yudi Yudiantara dan Jujun Junaedi melihat peluang di tengah keresahan ini. Tingginya minat masyarakat untuk sepeda lipat dengan budget minimalis menggerakkan keduanya untuk menciptakan sepeda lipat, Kreuz.
“Asalnya kami membuat tas pannier yang di-press tanpa jahitan dengan sistem quicklock mirip buatan Jerman pada tahun 2018,” tutur Yudi mengawali perbincangannya tentang awal mula terciptanya sepeda Kreuz. Usaha ini berkembang hingga ke pembuatan sepeda lipat, ketika Yudi dihinggapi ide brilian tas Kreuz, yang tergantung manis di sepeda Brompton.
Keinginan ini sempat terhalang akibat mahalnya harga Brompton. Keduanya lalu membongkar Brompton seri terbaru milik temannya untuk membuat prototipe sepeda sendiri, sebagai display tas Kreuz.
“Prototipe pertama kami banyak kesalahan. Meski geometris dan wheelbase-nya sama, detailnya ada yang salah. Tapi kalau digunakan sudah enak dan nyaman,” tambah Yudi.
Tak disangka prototipe ini membuat banyak orang tertarik, bahkan ada yang ingin membelinya. Berkat bantuan modal dari sahabat, keduanya kini berhasil membuat sepeda lipat Kreuz yang terinspirasi dari Brompton.
“Basic-nya memang Brompton, tapi tekukannya kami buat beda. Kalau Brompton di tengah, kami dari awal. Bentuk kepala juga dibuat berbeda. Begitu pun dengan oversize-nya, dibuat beda, karena Kreuz dibuat untuk kuat di segala medan,” terang Yudi.
Kini, sepeda lipat tiga tersebut dijual dengan harga Rp3,5 juta rupiah untuk frame set dan Rp8 juta rupiah untuk full bike. Untuk mendapatkannya, Anda harus memesan terlebih dahulu melalui whatsapp dan membayar DP 50 persen.
Akan tetapi, Anda harus bersabar karena jumlah inden Kreuz sudah banyak. “Kami menargetkan produksi setiap bulannya 10-15 unit, sedangkan jumlah pemesanan sudah mencapai 100 frame. Indennya samapi Februari 2021,” tutup Yudi. [yub/asl/timBX] berbagai sumber