APR 22, 2022@17:15 WIB | 980 Views
Dibangun dari suku cadang drone balap, Drone Interceptor dirancang untuk menjatuhkan UAV (unmanned aerial vehicles) ringan, yang akan ditangkap dengan jaring berbahan Kevlar.
Sementara beberapa sistem counter-drone yang menggunakan teknologi canggih dan machine learning untuk menjatuhkan target, purwarupa Drone Interceptor ini beroperasi dengan cara yang jauh lebih sederhana namun tetap efektif. Drone Interceptor ini dibuat oleh Aleksey Zaitsevsky dari Lithuania, seorang teknisi dan inventor dengan portofolio teknologi yang mengesankan.
Drone dengan rasio power-to-weight yang tinggi ini memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan solusi lainnya yang sejenis, memungkinkan drone ini terbang dengan sigap untuk mengidentifikasi target potensial dengan cepat. Perangkat yang tampak seperti quadcopter ini menggunakan jaring sebagai senjata, yang dilepaskan ke udara melalui rotor berenergi tinggi.
Drone Interceptor ini dibekali dengan dua mode, yaitu navigation mod edan attacking mode. Saat digunakan dalam navigation mode, Interceptor dapat dikendalikan seperti multicopter. Ketika beralih ke attacking mode, Interceptor ini dapat dikendalikan seperti pesawat.
Dilengkapi dengan kamera, Interceptor mengidentifikasi target dan dapat dengan cepat terbang ke arah target untuk mengumpulkan lebih banyak data mengenai target. Data tersebut ditransmisikan secara real time ke operator. Jika pilot berbasis darat memutuskan target harus dihilangkan, rotor akan mulai berakselerasi dan terlepas dari rangka, sambil melepaskan tali pengikat jaring pada saat yang bersamaan.
Begitu jaring menyebar di udara, jaring ini akan melingkari target, menghalangi baling-baling dan menjatuhkan target. Interceptor kemudian turun menggunakan parasut dan memancarkan sinyal suara. [fdlh/era/timBX] berbagai sumber.