MAY 28, 2018@13:00 WIB | 2,247 Views
Bagi orang Indonesia, mungkin sudah tak asing lagi dengan slogan 'Kalau tidak makan ikan, saya tenggelamkan!' yang dibuat Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti. Pernyataan ini bukan tanpa makna. Kalau ditarik benang merah pernyataan ini, mengungkapkan bahwa Nusantara menyimpan potensi bahari luar biasa besar. Melihat potensi yang menjanjikan dari sektor kelautan inilah yang membuat sosok Bintang Bimaputra memiliki gagasan untuk membuat startup bernama Nalayan.
Apa itu Nalayan? Inovasi apa yang coba dihadirkan Bintang melalui Nalayan? Penasaran kan? Yuk simak bincang-bincang kami dengan sosok inspiratif asal Bandung satu ini, eksklusif hanya di BlackXperience.com.
Melihat potensi dari lautan
Mungkin Anda bertanya-tanya apa itu ‘Nalayan’? Nalayan merupakan sebuah platform online terintegrasi yang menyediakan berbagai macam hasil laut beserta olahannya. Melalui Nalayan, masyarakat diberikan kemudahan untuk berbelanja seafood dan hasil laut lainnya melalui satu platform.
“Kita memiliki misi untuk revolusi protein. Dalam artian kita ingin mengubah habit masyarakat untuk lebih banyak konsumsi ikan, dengan mempermudah mereka dalam membeli ikan-ikan atau hasil laut,” ujar Bintang saat ditemui tim BlackXperience.com.
Lewat Nalayan, mereka membantu mendistribusikan hasil tangkapan nelayan dari berbagai daerah di Indonesia. Pembeli tak perlu repot-repot pergi ke pasar, karena ikan dan hasil laut pesanannya diantar langsung ke rumah.
Ide untuk menciptakan Nalayan ini muncul setelah Bintang dan rekannya, Isnan Fazri yang sama-sama merupakan lulusan Universitas Padjajaran program studi Ilmu Kelautan melihat banyaknya permasalahan di bidang kelautan Indonesia.
Selain itu, menurut Bintang, perikanan merupakan salah satu sektor nyata yang dekat dengan masyarakat. Entah itu dengan nelayannya langsung maupun dengan konsumen. Sehingga dengan hadirnya Nalayan bisa menjadi penghubung antara nelayan dengan konsumen.
Saat ini layanan Nalayan baru bisa dinikmati konsumen di Kota Kembang, Bandung dan sekitarnya. Kedepannya, Bintang dan tim telah menyiapkan planning untuk memperluas layanannya ke kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Tak sekedar berbisnis
Kehadiran Nalayan tentu dibarengi juga dengan sejumlah kendala dan permasalahan. Menurut Bintang, salah satu kendala terbesar yang dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengkonsumsi ikan.
“Banyak masyarakat di Indonesia, terutama mayoritas di kota besar menganggap bahwa produk hasil perikanan merupakan barang substitusi dari produk peternakan,” ujar Bintang.
Padahal menurutnya, produk hasil laut memiliki banyak kandungan dan manfaat yang baik bagi tubuh. Untuk itu Nalayan tak sekedar ingin berbisnis, namun lebih daripada itu juga berusaha mengedukasi masyarakat akan pentingnya makan ikan.
“Kita tidak murni hanya berbisnis saja. Kita juga ingin mengutamakan masalah social impact , masalah konsumsi ikan, dan kemudian mengedukasi masyarakat mengenai isu dans permasalahan yang ada di bidang perikanan dan kelautan,” tutur Bintang.
Jadi platform yang lengkap
Rencana ke depan yang ingin Bintang dan tim lakukan tentu saja membuat Nalayan menjadi platform yang lebih besar dan lebih lengkap. Selain itu ia juga ingin Nalayan dapat hadir lebih dekat dengan masyarakat melalui layanan yang dihadirkan di beragam kota di Indonesia.
“Target terdekat adalah kita ingin memperbaiki dan meningkatkan layanan kita. Serta kita ingin coba di kota-kota lain, sehingga masyarakat Indonesia bisa dengan mudah mendapatkan ikannya,” jelas Bintang.
Selain itu, ia juga berencana membuat sebuah shopping center dari Nalayan di tiap kota. Sehingga melalui shopping center tersebut masyarakat bisa menjumpai dan membeli beragam jenis dan produk hasil laut lainnya dengan lebih mudah dengan varian yang beragam.
“Sehingga masyarakat bisa dengan menjumpai hasil laut yang langka dan menemukannya di sana (shopping center Nalayan),” tutup Bintang. [Hlm/timBX]