MAY 30, 2016@15:10 WIB | 3,429 Views
Kecintaan dan hobi Ignatius Fajar Hardianto terhadap vespa berkembang menjadi sesuatu yang dinamis. Pada tahun 2013, Epic Veil mulai berkibar. Dengan menjual aksesoris vespa seperti kaos, helm, jaket, dan lain-lain, Epic Veil bertengger kokoh di Jalan Ceremai No. 1, Jakarta Selatan.
Store itu hingga kini masih menjadi salah satu tempat asyik untuk berkumpul para pecinta vespa. Memang, Igi mendirikan Epic Veil dengan alasan agar semua pecinta vespa bisa berkumpul dan bertukar informasi. Tentu saja komunitas ini betah berada di tempat yang dikelilingi bengkel, kafe kecil, salon motor dan sepatu, hingga ke barber shop.
Produk yang ditawarkan Epic Veil memang tidak sepenuhnya berasal dari lokal. Beberapa aksesoris diimpor dari luar negeri sesuai pesanan customer. Namun tak sedikit pula barang yang dijual asli produk lokal seperti dari Bandung dan Jakarta. Sedang untuk desain, Igi melakukannya sendiri bersama beberapa teman yang ikut merintis Epic Veil.
Sasaran Igi dalam membangun Epic Veil ini tentu saja adalah komunitas vespa. Menurut Igi, bisnis besutannya tersebut dibesarkan oleh komunitas. Maka itu ia selalu berharap agar Epic Veil senantiasa menjadi wadah bagi para pecinta vespa untuk berkumpul, bertukar ide serta pikiran.
Igi juga mengaku tak pernah takut dengan persaingan yang ada di luar sana. Baginya, persaingan adalah pacuan agar Epic Veil bisa terus maju.
“Persaingan tentu aja penting, biar kita maju,” kata Igi yang kemudian mengungkapkan harapannya kepada anak muda agar bisa melakukan semua hal dengan cinta.
Proses kreatif yang Igi lewati selama di Epic Veil ini juga tak jauh beda dengan bisnis apparel lainnya. Dari mulai desain, development, proses pembuatan, tes produk, hingga ke penjualan. Namun yang berbeda adalah Epic Veil lebih banyak memenuhi request dari para konsumen.
“Kreatif itu menciptakan suatu produk yang memenuhi kebutuhan dan permintaan terhadap kecintaan akan vespa itu sendiri. Sedangkan inovatif adalah menyesuaikan produk dengan tren yang sedang berlangsung,” berikut paparan Igi tentang kreatif dan inovatif. (Din/TimBX)