MAR 05, 2019@15:41 WIB | 10,018 Views
Rasa penasaran timbul saat mendapatkan kesempatan untuk bersua dengan duo musisi yang menyebut diri mereka sebagai Mantra Vutura. Tak hanya penasaran pada arti nama yang mereka bawa, namun juga penasaran pada musik yang mereka mainkan.
Menurut mereka, nama “mantra” secara harfiah bahasa Indonesia memiliki arti bunyi, suku kata, kata, atau sekumpulan kata-kata yang dianggap mampu "menciptakan perubahan" (misalnya perubahan spiritual). Sedangkan kata Vutura diambil dari Future yang berarti masa depan. Mewakili sisi futuristik yang mereka bawa dengan bermain musik elektronik. Mantra adalah Doa dan Futura adalah masa depan, yang apabila digabung menjadi suatu kalimat bermakna “Doa untuk Masa Depan”.
Beragam karya mereka bisa ditemukan di platform berbagi video YouTube dengan nama channel “Mantra Vutura – Topic”. Lewat channel tersebut kita hanya dapat menemukan beberapa playlist yang menampilkan video dengan muatan audio saja tanpa ada visual bagaimana mereka bermusik.
Jelas, kesan pertama saat mendengarkan lagu yang meraka mainkan tentunya mengiring opini kalau mereka merupakan disc jockey ( DJ ) dengan perangkat turntable. Namun kesan tersebut akan berubah saat Anda melihat langsung cara mereka bermusik.
Bermodal paduan full set alat musik akustik dan elektonik, keduanya memberikan suatu sudut pandang baru bagaimana para penikmat house music. Anda akan dapat langsung melihat dan merasakan langsung proses pembuatan musik di atas panggung.
Digawangi oleh Zakari Danubrata dan Tristan Juliano, dua anak muda yang berbakat yang sudah bersahabat sejak taman kanak-kanak. Persahabatan ini yang menjadi dasar terbentuknya chemistry di antara mereka dalam bermusik.
Terbentuk dengan background warna dalam bermusik yang berbeda, di mana Tristan tumbuh dan dibesarkan dengan musik klasik atau cinematic, sedangkan Zaki tumbuh di dalam keluarga yang menyukai musik jazz.
Double Deer menjadi tempat dimana proses kematangan bermusik Mantra Vutura digodok sebelum bersiap memasuki industri musik. Digembleng oleh mentor selama enam bulan, mereka memiliki tujuan untuk tidak terjun mengikuti pasar mainstream. House music mereka pilih untuk menyajikan sesuatu yang berbeda, meski menyimpan tantangan yang besar untuk dapat diterima di tengah masyarakat.
Pada tahun 2017, Mantra Vutura sukses menelurkan sebuah album yang diberi nama Solar Labyrinth. Karya album pertama mereka berisi lima lagu yang mengangkat tema tak biasa, proses penciptaan alam semesta.
“Tema tersebut tentunya out of the topic dari topic lainnya dan kita merasa kalau topik tersebut bisa kita gubris lebih lanjut dan orang – orang yang mendengarkan lagu tersebut jadi lebih tahu kalau kita bisa berdansa melalui bersyukur,” ucap Tristan.
Dalam pembuatan album tersebut tentunya ada kesulitan yang dirasakan oleh tiap masing – masing personil. Seperti Zaki yang merasakan kesulitan saat mixing mastering. Bagian akustiknya menjadi bagian yang menurutnya paling tricky.
Sedangkan Tristan berpendapat kalau hal yang tersulit adalah mengkonsepkan sebuah lagu yang ada mengandung unsur idealisme mereka, namun juga bisa diterima oleh pendengar.
Mengenai industi musik Indonesia saat ini, mereka merasa sangat senang karena musik – musik indie sudah mulai dipandang dan sempat juga masuk nominasi seperti di AMI Awards.
“Menurut kita sekarang ini artis yang mainstream dan indie bordernya sudah tidak terlalu kelihatan, dan sudah banyak di-notice dan menurut kita sudah kemajuan yang oke. Dan untuk berkolaborasi dengan musisi lain lebih gampang dan lebih menggairahkan,” ujar Tristan.
Untuk Project selanjutnya Mantra Vutura sedang mempersiapkan sebuah album baru. Selain itu mereka juga siap menghadirkan konsep yang lumayan segar, yakni berkolaborasi dengan musisi lainnya. Menurut keduanya, akan ada kurang lebih lima musisi yang turut serta, namun identitasnya masih dirahasiakan. [Andy/timBX]
Location and Property: Eighty/Nine Eatery & Spirit. Jl. Kemang Raya No. 89, RT 2/RW 2, Bangka, Mampang Prapatan, Kota, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730.